Ketika dalam kesendirian, kadang kadang terasa lancar hati untuk merenung, terasa mudah tangan menulis, terasa ringan otak memikirkan bait bait yang terangkum menjadi sebuah puisi. semoga puisi saya ini tidak mengecewakan .....
Sepi,,,,,,,,,
Aku terdiam disini,,,,,,
Tanpa teman yang menemani….
Memandang langit,,,sambil menghitung hari,,,,,,,
Tanpa terasa,,air mata dipipi,,,,,,,
Ingat diri,,,,,,akan dijemput mati,,,,,,,
Didalam gelap kuburan seorang diri,,,,,
Apa aku harus lari kelaut,,,,,,,,,,?
Untuk menjauh dari malikat maut,,,,,,,,
Yang memandang dengan `cemberut,,,,,,
Sambil datang untuk
menjemput,,,,,,,
Jiwa – jiwa yang tidak nurut,,,,,,,
Pada aturan aturan agama yang lurus dan urut,,,,,,
Siapa mereka ,,,,,?
Memandang mati seolah merdeka ,,,,,,,,
Tidak gentar terhadap malaikat pencabut nyawa,,,,,,,,,
Dengan senyum hati tertawa,,,,,,
Ketika maut telah tiba,,,,,
Sedang saudara menangis tidak percaya,,,,,,,
Ditinggal mati sang baik hati dan rupa,,,,,,,
Temanku,,,,,,,,,,
Dimana posisimu,,,,,
Ketika maut datang padamu,,,,,,
Tertawakah kamu,,,,,,,,?
Atau menangis tersedu – sedu,,,,,?
Bagaimana orang memandangmu ,,,?
Senang dengan kematianmu,,,
Atau sedih ditinggal dirimu,,,,,,,,,
Jiwa – Jiwa
yang Tenang akan Kembali ke Tuhan dengan Ridho dan Senang
Jiwa – Jiwa
yang buruk akan Kembali ke Tuhan dengan Hati yang Takut
By ES
4 komentar:
Mantab puisinya
Sip...!!!
Merinding..bagus puisinipun.
Mening tadz...
Posting Komentar