Kamis, 25 Maret 2021

Sudah Waktunya Sekolah Masuk.

Sekolah Harus Masuk !. 
Pendidikan merupakan hak dasar setiap manusia. Tanpa ada pendidikan manusia akan melenceng jauh dari tujuan awal penciptaanya. Tanpa pendidikan manusia akan kehilangan kemajuan dan peradapannya. Tanpa pendidikan mannusia tidak ada ubahnya dengan hewan.  

Tak terasa sudah 1 tahun lebih pendidikan di Indonesia mati suri. Tidak ada kegiatan yang bersifat tatap muka. Semua kegiatan pendidikan hanya dilĂ ksanakan dengan Daring. Guru tidak bisa mengetahui, apakah pelajaran yg dia sampaikan itu dipahami atau tidak. Guru tidak tahu, apakah siswa menyimak penjelasannya atau tidak.  Tidak ada sambung rasa, apalagi  sambung hati antara guru dengan murid. 

Walaupun sudah banyak metode yang bermunculan dalam mengatasi pembelajaran daring ini, Tetapi tidak adanya pertemuan langsung antara guru dengan murid tetap membuat pendidikan seperti mesin, kaku, dan tidak bisa saling berbalas ekspresi. 

Materi mungkin sudah bisa di sampaikan, tetapi qudwah, contoh, pengalaman, ekspresi, dan lainnya sulit untuk di sampaikan dengann metode daring ini.  


Pendidikan merupakan proses mengubah manusia dari tidak baik menjadi baik, dari baik menjadi lebih baik. Proses inilah yang tidak muncul dalam pembelajaran daring. 

Di sisi lain kita melihat masyarakat sudah banyak yang beraktifitas dengan normal. Walaupun tetap menggunakan protokol kesehatan, kita bisa melihat pasar pasar yg penuh sesak ketika pagi hari, warung warung sudah banyak pengunjungnya, Aloon aloon atau tempat terbuka setiap sore sudah banyak pedagang dan pembeli ataupun orang orang yg cuma lihat lihat disana. Bahkan di berita, pemerintah sudah membolehkan Bioskop untuk buka dan beroperasi. 

Jadi kenapa sekolah belum boleh masuk  ? 

Apakah melihat film di bioskop lebih penting daripada masuk sekolah ? 

Apakah di dalam ruangan tertutup seperti bioskop yg ber ac tidak lebih rentan untuk penyebaran Covid 19 daripada di kelas yg fentilasinya banyak dan angin bisa keluar masuk dg bebas ? 

Apakah keramaian di mall mall ataupun di pasar itu lebih aman daripada siswa duduk rapi dikelas ? 

Lihatlah...ketika sekolah tidak masuk, pembelajaran  menggunakan sistem daring, apakah anak anak di rumah semua ?  Untuk tingkat SLTO ke atas, banyak dari mereka yang pergi ke cafe dan warung kopi. Bergerombol disana dengan alasan mencari wifi, tetapi ternyata sedikit yg ikut kelas daring. Mereka lebih sibuk main game dan bercengkrama dengan temannya.  Jadi apa gunanya sekolah daring jika siswa tetep bergerombol di warung kopi or di cafe ? 

Mari kita tengok psikologi siswa, bagi sebagian besar siswa, diawal daring  mereka senang, karena menganggap sedang libur. Setelah sebulan 3 bulan mereka mulai rindu pingin masuk sekolah. Tetapi setelah sekian lama tidak masuk sekolah, akhirnya mereka terbiasa jadi pengangguran, main game, serching di internet dan seterusnya membuat mereka betah dan tidak ingin belajar lagi. Bahkan beberapa siswa sudah memikirkan dan mencoba mencari pekerjan. Bayangkan,,,,jika sebagian besar siswa SLTP  maupun lulusannya langsung mencari pekerjaan, kira kira apa pekerjaanya ? lalu jika kaya gini terus menerus...bangsa ini akan kekurangan pekerja terampil dan  terdidik yang akhirnya kita tidak maju maju. 

Maka sebelum keadaan seperti ini berlarut larut....maka Sekolah harus diperbolehkan masuk dan mengadakan pembelajaran dan melaksanakan program pendidikannya dengan tatap muka, walaupun tetap melaksankan protokol kesehatan. Wallahu A'lam bishowab.

2 komentar:

spirit-literasi.id mengatakan...

Semoga segera masuk kembali dan aman

Imam Masngud mengatakan...

Tatap muka itu tak tergantikan

Posting Komentar

Pilihan

Judul ini memang merujuk ke hawa panas yg sedang dirasakan sebagian besar kita ya, hawa panas yg mulai menyebar karena akan ada ...