HOAX DAN ISLAM
Ketemu
kembali temen,,,,,,maaf ya,,,belum bias rutin nulisnya,,,maklum masih
belajar,,,minta do’anya agar lebih produktif dan lebih berkwalitas tulisan dan
karya saya ya,,,,,aminn...
Beberapa
hari ini lagi viral nya berita hoax ( lagi ) mengapa,,,,,mungkin ketika ada yg
menyebut hox membangun,,,jadinya pembahasan hoax ini menjadi seru lagi.......jadi
ijin kan saya untuk mencoba menulis unek unek tentang hoax ini.
Apa itu hoax ? yg dimaksud hoax adalah suatu kata yang digunakan untuk
menunjukan pemberitaan palsu atau usaha untuk menipu atau
mengakali pembaca/pendengarnya untuk mempercayai sesuatu yang biasanya
digunakan dalam medos, misalnya: facebook, tweeter, blog, dan lain-lain
Jadi dari pengertian ini saja kita bias mengetahui
bahwa hoax itu jelas buruk....jelas merusak,,,namanya juga berita
bohong,,,,berita pemnyebarhoax ini bias disebut dengan pembohong,,,,,iya too ? padahal bohong adalah sumber dari semua dosa
( kata para ulama, alkadzibu ro’su kulli dzunubin ) hjadi hati hati ya temen,,,,,,
Kita
juga harus hari hati dalam mengeshare berita karena pintar membuat publik semakin mudah
mengakses beragam informasi dan berita hanya dalam genggaman tangan.
Persoalannya, masyarakat kita belum benar-benar bisa memahami dan memilah
informasi yang benar dan palsu, sehingga seringkali informasi palus acapkali
dianggap sebagai sebuah informasi yang mengandung kebenaran.
Macam
macam hoax, berita palsu atau hoax ini ternyata ada 4 jenis
Pertama, berita berlatar belakang mitos atau cerita masa lampau
yang boleh jadi salah, tetapi dianggap benar karena diceritakan secara
turun-temurun.
Kedua, glorifikasi dan demonisasi.
Glorifikasi adalah melebih-lebihkan sesuatu agar tampak hebat, mulia, dan
sempurna. Sebaliknya, demonisasi adalah mempersepsikan sesuatu seburuk mungkin
seolah tanpa ada kebaikannya sedikit pun.
Ketiga, kabar bohong atau informasi
yang diada-adakan atau sama sekali tidak mengandung kebenaran.
Keempat, info sesat, yaitu informasi
yang faktanya dicampuradukkan, dipelintir, dan dikemas sedemikian rupa sehingga
menjadi seolah-olah benar. Di dunia komunikasi, ada istilah spin doctor untuk menyebut
ahli pemelintiran komunikasi.
Temen temen,,,,,Islam sebagai sebuah agama
rahmatan lil alamiin, menaruh perhatian cukup besar soal perkara berita hoax
dan fitnah. Hal ini karena Islam memandang bahwa berita hoax dapat merusak
sendir-sendi masyarakat dan agama Berita bohong dapat menggerogoti sendi-sendi
keberislaman, sehingga umat Islam hanyut dalam silang pendapat dan konflik yang
sebenarnya semu karena ditopang oleh hoax.
Bahkan,,,, dalam sejarah Islam, berita bohong
dicatat sebagai penyebab pertama guncangan besar bagi tatanan keislaman yang
telah dibangun oleh Nabi Muhammad. Itu terjadi saat terbunuhnya Khalifah Usman
bin Affan, yang kemudian disebut sebagai al-fitnah al-kubra (fitnah besar).
Saat itu, banyak tersebar berita bohong
tentang pembunuhan Khalifah Usman untuk kepentingan politik sehingga terjadi
perpecahan pertama dalam sejarah Islam, yang bermuara pada peperangan antara
Ali dan Muawiyah serta lahirnya sekte-sekte dalam Islam. Karena itu, tak aneh
jika Sayyidina Ali buru-buru menasihati umat Islam agar jangan terjebak dalam
kekacauan tersebut lantaran terprovokasi oleh berita bohong.
Kelompok
kelompok yg suka menyebar Hoax
Dalam
hal ini,,,,Imam besar ahli hadis pada masanya, Ibnu Hajar al-Asqolaniy, dalam
kitabnya Nuzhatun Nazhor, mengungkap ada lima kelompok yang suka
banget membuat hadis hoax. Berikut lima
kelompok tersebut.
Musuh
Agama
Imam
Suyuthi menjelaskan bahwa musuh agama adalah mereka-mereka yang punya niat
jahat untuk merusak agama untuk kepentingan pribadi maupun golongan. Seperti mengatakan
NKRI adalah thogut dg mengambil beberapa nash nash alqur’an atau hadist dengan
penafsiran mereka sendiri dan menolak penafsiran orang lain.
Atau
juga kelompok yg mengagungkan akal fikiran dan kebebasan mutlak yang membuat
penafsiran penafsiran dengan menyitir beberapa hadist dan nash alqur’an,
memotongnya dan menggunakan itu sebagai justifikasi bahwa fikirannya benar,sehingga
muncul lgbt boleh,nikah antar agama boleh dll.
Orang
saleh yang jahil
Kelompok
ini, menurut Imam Nawawi justru, paling berbahaya dibanding kelompok lainnya.
Karena orang-orang awam sangat berhusnuzan kepada mereka-mereka ini. Masyarakat
kebanyakan menaruh kepercayaan yang sangat besar kepada orang-orang saleh, dan
itu wajar.
Tetapi
menurut saya ini jarang sekali terjadi.
Follower
Yang Fanatik
Terlau
fanatic memang bermasalah,,,,, terlalu suka kadang kadang membuat kita lupa dan
buta terhadap kekurangan kekurangan orang yg kita sukai itu,,,sehingga semua
tulisan kita tentang dia bias berubah menjadi hanya puji pujian semata bahkan
tdiak jarang Cuma khayalannkita tentang kebaikan tokoh tersebut.
Begitu
pula fanatic tidak suka akan membuat semua perbuatan tokoh tersebut terasa
salah dan mata kita hanya akan melihat kesalahan demi kesalahan tokoh tersebut,
dan kita buta atas kebaikan kebaikan tokoh tersebut.
Seperti
yg ada dalam pepatah
عين الرضي عنكل
عيب كليلة كما أن عين الشخط تبدي المساوي
Buzzer
politik penguasa
Dulu,
di zaman dinasti Umayyah berkuasa, para buzzer politik mengarang banyak hadis
palsu tentang keutamaan Umayyah dan keturunannya supaya kekhalifahan mereka
absah dalam kacamata syariat. Pola yang sama juga digunakan para buzzer politik
para penguasa supaya citra para penguasa kian tjakep dan tjiamik di mata
rakyatnya.
Situs
jamaah kora-kora, atau sebut saja sewotdotcom, adalah kandidat pertama buat
masuk daftar ini. Dulu mereka sempat heboh memakai berita dari Antara yang
katanya Pak Jokowi pemimpin terbaik Asia ngutip dari Bloomberg, yang kemudian
justru dibantah penulis Bloombergnya sendiri.
Buzzer
politik penguasa bukan hanya dari kalangan media. Kalangan yang menamai dirinya
lembaga riset juga kadang tergoda buat bikin opini-opini seolah pihak penguasa
telah cukup sukses menjalankan amanahnya.
Orang
Pengen Terkenal
Fenpej
atau akun-akun bunglon yang sering ngemis like, ucapkan amin, dan share adalah
yang paling mirip kelompok ini. Supaya makin terkenal, ngetop, dan market
share-nya tinggi, mereka bikinlah berita-berita hoax.
Begitu
juga dengan situs-situs model beritaislamterpecaya100%amanah atau poshansip.com
dan lainnya, dengan jurus clickbait dan judul bombastis. Makin banyak klik,
makin nomor satu dalam pencarian Google. Hasilnya, gelontoran rupiah bakal
masuk rekening si empunya fenpej atawa situs tersebut.
Mensikapi hoax
Temen temen,,,,,,
Di dalam al-Qur’an telah jelas
diterangkan bahwa berita bohong atau hoax adalah modal orang-orang munafik
untuk merealisasikan niat kotor mereka, "Sesungguhnya jika tidak
berhenti orang-orang munafik, orang- orang yang berpenyakit dalam hatinya dan
orang-orang yang menyebarkan kabar bohong di Madinah (dari menyakitimu), niscaya
Kami perintahkan kamu (untuk memerangi) mereka, kemudian mereka tidak menjadi
tetanggamu (di Madinah) melainkan dalam waktu yang sebentar, dalam keadaan
terlaknat. Dimana saja mereka dijumpai, mereka ditangkap dan dibunuh dengan
sehebat-hebatnya" (QS. al-Ahzaab 33 : 60-61).
Islam memberikan sebuah solusi
untuk menangkal berita hoax melalui konsep “tabayyun”. Tabayyun secara bahasa
memiliki arti mencari kejelasan tentang sesuatu hingga jelas benar keadaannya.
Sedangkan secara istilah adalah meneliti dan meyeleksi berita, tidak
tergesa-gesa dalam memutuskan masalah baik dalam hal hukum, kebijakan dan
sebagainya hingga jelas benar permasalahannya.
Tabayyun adalah akhlaq mulia yang
merupakan prinsip penting dalam menjaga kemurnian ajaran Islam dan keharmonisan
dalam pergaulan. Hadits-hadits Rasulullah saw dapat diteliti keshahihannnya
antara lain karena para ulama menerapkan prinsip tabayyun ini. Begitu pula
dalam kehidupan sosial masyarakat, seseorang akan selamat dari salah faham atau
permusuhan bahkan pertumpahan darah antar sesamanya karena ia melakukan
tabayyun dengan baik.
Maka tabayun atau klarifikasi itu
sangat penting, dg cara mencari objek berita ditanya, sumber berita dan di
dandingkan dengan nara sumber yg lain.
Sebagai seorang Muslim kita
diperintahkan untuk tabayyun atau meneliti kebenaran sebuah berita sebelum
mempercayai apalagi menyebarkannya, yang bisa menjerumuskannya dalam fitnah.
Allah SWT berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, jika datang
kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar
kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui
keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu" (QS.al-Hujurat
49 : 6)
Ketika menerima atau mendengar
berita bohong (hoax) dan menyebarkannya, terkadang kita menganggapnya sebagai
hal yang kecil atau biasa, padahal itu di sisi Allah SWT adalah perkara besar,
sebagaimana firman Allah SWT, "(Ingatlah) di waktu kamu menerima
berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang
tidak kamu ketahui sedikit juga dan kamu menganggap sesuatu yang ringan saja.
Padahal dia di sisi Allah adalah besar" (TQS. an-Nuur 24 : 15).
Adapun bagi mereka yang
menyebarkan berita hoax tanpa menyadari bahwa berita itu bohong, maka Allah SWT
telah memperingatkan kita dalam surat al-Isra ayat 36 yang artinya,”Dan
janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggungjawaba
Hoax Dalam Lintasan Sejarah Islam
Dalam Lintasan Sejarah Islam, Hoax pernah terjadi dalam banyak
peristiwa, antara lain:
1.
Nabi Muhammad Shallalahu
Alaihi Wasallam dan keluarganya pernah menjadi korban HOAX, ketika
isteri beliau, Aisyah Radliyallahu Anha, dituduh selingkuh, dan
beritanya menjadi ‘viral’ di Madinah. Peristiwa itu dalam sejarah
dinamakan hadits al-Ifki. Berita bohong ini menimpa istri
Rasulullah Shallalahu Alaihi Wasallam ‘Aisyah Radliyallahu
Anha. Ummul Mu’minin, setelah perang dengan Bani Mushtaliq pada bulan
Sya’ban 5 H. Peperangan ini diikuti kaum munafik, dan turut pula ‘Aisyah dengan
Nabi berdasarkan undian yang diadakan antara istri-istri beliau. Dalam
perjalanan mereka kembali dari peperangan, mereka berhenti pada suatu tempat.
‘Aisyah keluar dari sekedupnya untuk suatu keperluan, kemudian kembali.
Tiba-tiba dia merasa kalungnya hilang, lalu dia pergi lagi mencarinya.
Sementara itu, rombongan berangkat dengan persangkaan bahwa ‘Aisyah masih ada
dalam sekedup. Setelah ‘Aisyah mengetahui, sekedupnya sudah berangkat dia duduk
di tempatnya dan mengaharapkan sekedup itu akan kembali menjemputnya.
Kebetulan, lewat di tempat itu seorang sahabat Nabi, Shafwan bin Mu’aththal,
diketemukannya seseorang sedang tidur sendirian dan dia terkejut seraya
mengucapkan: “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, isteri Rasul!”
‘Aisyah terbangun. Lalu dia dipersilahkan oleh Shafwan mengendarai untanya.
Syafwan berjalan menuntun unta sampai mereka tiba di Madinah. Orang-orang yang
melihat mereka membicarakannya menurut pendapat masing-masing. Mulailah timbul
desas-desus. Kemudian kaum munafik membesarkannya, maka fitnahan atas ‘Aisyah Radliyallahu
Anha. itu pun bertambah luas, sehingga menimbulkan kegoncangan di kalangan
kaum Muslimin.
Akhirnya Allah mengklarifikasi berita itu, dengan menurunkan
firman-Nya dalam Al-Quran Surat Al-Nur (24):
إِنَّ الَّذِينَ جَاءُوا
بِالْإِفْكِ عُصْبَةٌ مِنْكُمْ لَا تَحْسَبُوهُ شَرًّا لَكُمْ بَلْ هُوَ خَيْرٌ
لَكُمْ لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ مَا اكْتَسَبَ مِنَ الْإِثْمِ وَالَّذِي تَوَلَّى
كِبْرَهُ مِنْهُمْ لَهُ عَذَابٌ عَظِيمٌ (11) لَوْلَا إِذْ سَمِعْتُمُوهُ ظَنَّ
الْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بِأَنْفُسِهِمْ خَيْرًا وَقَالُوا هَذَا إِفْكٌ
مُبِينٌ (12) [النور/:2411، 12]
Artinya: “Sesungguhnya
orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga.
Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah
baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang
dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar
dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar. 12. Mengapa di waktu
kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mukminin dan mukminat tidak
bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata: “Ini
adalah suatu berita bohong yang nyata.”
2. Khalifah Utsman bin Affan tewas ditikam seorang penghafal
Al-Quran yang termakan hoax (fitnah) bahwa sang khalifah melakukan korupsi,
kolusi, dan nepotisme. Peristiwa penikaman ini terjadi pada bulan Dzulhijjah
tahun 35 H./656 M. Nama pelakunya Al-Ghafiqi.
3. Khalifah Ali bin Abi Thalib dibunuh kelompok Khawarij, yang
memfitnahnya sebagai penista hukum Al-Quran karena meakukan tahkim dengan
Muawiyah bin Abi Sufyan, Hoax yang disebarkan dan kemudian dipegangi Khawarij,
Sayyidina Ali dan Muawiyah dan Amru bin Ash tidak mengamalkan perintah (hukum)
Allah, dan harus dibunuh (Dalam Al-Quran Surat Al-Maidah:44).
وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا
أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ
4. Periode berikutnya, banyak kabar hoax berupa cerita-cerita
Israiliyat, yang mengaburkan sejarah, baik dalam kitab tafsir, syarah hadis,
maupun kitab Fiqih dan Ahlak-Tasawuf.
Hoax Dalam Al-Qur’an
Al-Qur’an menyebut hoax, antara lain berikut
ini:
1.
Hadist al-Ifki (Berita Bohong). Misalnya
diketemukan dalam QS. Al-Nur (24) ayat 11-12, sebagai berikut:
إِنَّ الَّذِينَ جَاءُوا
بِالْإِفْكِ عُصْبَةٌ مِنْكُمْ لَا تَحْسَبُوهُ شَرًّا لَكُمْ بَلْ هُوَ خَيْرٌ…….(11) ……. وَقَالُوا هَذَا
إِفْكٌ مُبِينٌ .
Artinya: “Sesungguhnya
orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga.
Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah
baik bagi kamu. Dan (mengapa tidak) berkata: “Ini adalah suatu berita bohong
yang nyata.”
2.
“Faahisyah” (Berita Keji), sesuatu yang teramat keji,
bahkan, terbilang dosa besar. Misalnya diketemukan dalam QS. Al-Nur (24) ayat
19 :
إِنَّ الَّذِينَ يُحِبُّونَ أَنْ
تَشِيعَ الْفَاحِشَةُ فِي الَّذِينَ آمَنُوا لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ فِي
الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
[النور/19:24 ،]
Artinya: “Sesungguhnya
orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di
kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di
akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui.”
3.
Qaul al-Zuur (Perkataan Dusta). Misalnya
Firman Allah SWT dalam QS. Al-Hajj (22) ayat 30, di mana dalam ayat ini
Allah menggandengkan dua larangan; ………
…….فَاجْتَنِبُوا الرِّجْسَ مِنَ
الْأَوْثَانِ وَاجْتَنِبُوا قَوْلَ الزُّورِ (30) [الحج/30]
Artinya: “…..maka jauhilah olehmu
(penyembahan) berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan dusta.”
Berdasarkan QS. Al-Hajj ayat ke-30 ini, dosa
penyebar HOAX berada sedikit di bawah (atau sejajar) dosa syirik.
Tuhan sangat murka terhadap penyebar berita hoax, baik di dunia ini
maupun akhirat kelak.
……لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ فِي
الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا
تَعْلَمُونَ [النور/19،]
Hoax Dalam Al-Hadis
Selain terdapat dalam Al-Qur’an, ancaman akibat menyebarkan hoax
itu juga dinyatakan Nabi Shallalahu Alaihi Wasallam, misalnya
tergambar dalam beberapa riwayat hadis sebagai berikut :
1.
Hadis Riwayat Al-Bukhari
صحيح البخاري – (ج 21 / ص 238)
جَاءَ أَعْرَابِيٌّ إِلَى
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْكَبَائِرُ قَالَ
الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ قَالَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ ثُمَّ عُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ
قَالَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ الْيَمِينُ الْغَمُوسُ
Artinya: Apa yang dikategorikan dosa besar? Nabi
saw menjawab, “Mempersekutukan Allah, durhaka pada kedua orang tua, dan
perkataan (persaksian) dusta (/palsu).
2.
Hadis Riwayat Imam Muslim
صحيح مسلم – (ج 9 / ص 109)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلَاثًا وَيَكْرَهُ
لَكُمْ ثَلَاثًا فَيَرْضَى لَكُمْ أَنْ تَعْبُدُوهُ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
وَأَنْ تَعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَيَكْرَهُ
لَكُمْ قِيلَ وَقَالَ وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ وَإِضَاعَةِ الْمَالِ
Artinya; “Sesungguhnya Allah meridhai bagi kalian tiga
perkara dan membenci kalian tiga perkara. Dia meridhai kalian agar beribadah
kepada-Nya dan tidak mempersekutuka-Nya dengan sesuatu pun, kalian berpegang
teguh dengan tali Allah, dan agar kalian tidak berpecah belah. Dan dia membenci
bagi kalian qiila wa qaala, banyak bertanya, dan membuang-buang harta.”
Imam Al-Nawawi dalam kitabnya, “Syarah Shahih Muslim”
mendefinisikan qiila wa qaala sebagai berikut; turut campur
dalam kabar orang lain, menyampaikan informasi yang tidak diketahui sendiri,
dan menceritakan semua yang didengar tanpa klarifikasi terlebih dulu. Secara
teknis, istilah itu dapat diartikan mengabarkan informasi tanpa verifikasi atau
menyebarkan desas-desus yang sumir. Pada akhir penjelasannya, Imam Al-Nawawi
menambahkan peringatan dari hadis sebagai berikut:
صحيح مسلم – (ج 1 / ص 15)
عَنْ حَفْصِ بْنِ عَاصِمٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا
سَمِعَ
Artinya: “Cukuplah seseorang dikatakan pendusta tatkala
menceritakan semua yang ia dengarkan.(tanpa klarifikasi).”
Perlu arahan, bimbingan, dan regulasi yang pasti, agar umat
Islam dan rakyat Indonesia cerdas dalam bermedsos, terutama menerima dan
menyebarkan berita atau informasi dari sumber yang tidak jelas kredibilitasnya.
Umat Islam perlu didorong untuk membiasakan diri melakukan klarifikasi terhadap
semua berita atau informasi. Apalagi kalau informasi itu datangnya dari
orang-orang fasiq, wajib klarifikasi dan uji telaah akurasi dan
validitas berita. Allah mengingatkan dalam firman-Nya, Q.S. Al-Hujurat (49)
ayat 6, sebagai berikut :
Jadi temen temen,,,,,ayooo stop memproduksi dan mem-forward hoax. Memproduksi
dan menyebarluaskan hoax merupakan dosa besar, berakibat memicu memantik api
fitnah yang dapat merusak sendi-sendi kehidupan bermasyarakat dan bernegara,
serta termasuk:
تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ
وَالْعُدْوَانِ
Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala senantiasa
menjaga dan menunjukkan kita ke jalan yang lurus dan diridlai Allah Subhanahu
Wa Ta’ala. Aamiin.