Sabtu, 30 Mei 2020

Mengapa harus Bermadzhab ?


Mengapa harus bermadzhab ?



            Suatu hari saya bertemu dengan seorang teman, temanku ini lumayan unik bagi saya, beliau setiap ditanya oleh saya atau orang lain tentang Islam or tentang afiliansinya di dalam ormas keagaamaan pasti akan menjawab saya muslim saja, jika ditanya dia mengikuti madzhab apa dia juga akan menjawab saya muslim mengikuti madzhab Rasulullah SAW. dengan sangat bangga beliau selalu berkata bahwa islam yang benar adalah islam zaman Rasulullah,  jadi buat apa mengikuti kelompok kelompok selain kelompok Rasulullah ?

            Sekilas perkataan ini terasa benar, bahkan saya dulu pernah berpikiran kalau perkataan seperti ini adalah yang haq. Padahal perkataan semacam ini cukup bermasalah. Mari kita bedah logikanya...

            Temen temen yang dirahmati Allah. Memang benar Islam yang ideal adalah islam pada zaman Nabi Muhammad SAW, karena pada zaman itu ada marja’ haqiqi yaitu Rasulullah SAW. Jika kaum muslimin mendapati hal hal yang tidak diketahui, mereka bisa langsung berkonsultasi kepada Rasulullah SAW, sehingga pada zaman itu kaum muslimin mempunyai sumber yang bisa dilihat, didengar dan ditanya dalam segala urusan keagamaan.

            Tetapi permasalahannya wahai temanku,,,,,sekarang Rasulullah SAW sudah intaqola ila rofiqil a’la, bagaimana cara mengikuti beliau ? mungkin anda akan menjawab bahwa Rasulullah dalam hadist shoheh sudah mewasiatkan bahwa beliau telah meninggalkan kepada kita dua pusaka, yaitu Al – Qur’an dan Al Hadist. Maka akan muncul pertanyaan selanjutnya, bagaimana memahami al – Qur’an dan Al – Hadist itu ? apakah kita baca Al – Qur’an dan Al hadist dan langsung paham maksudnya ?

            Mungkin anda akan menjawab kita manusia diberi Allah akal untuk berfikir dan memahami, jadi kita bisa memahami dan menafsirkan maksud Alqur’an itu. Maka perlu diingat wahai temanku,,, bahwa agama adalah Milik Allah, jadi penafsirannya harus sesuai dengan yg dimaksud oleh Allah. Kalau anda menafsirkan sendiri, berarti itu penafsiran anda bukan agama.

            Selain itu bukankah kita juga sudah mengetahui dari hadsit yang shoheh bahwa rasulullah SAW mengancam barang siapa menafsirkan Alqur’an or Al hadist dengan akal fikirannya sendiri, maka seakan akan dia telah menyiapkan tempat untuk dirinya sendiri di neraka.naudzubillah mindzalik

            Jika kemudian anda menjawab bahwa anda memahami Alqur’an dan al hadist lewat guru guru anda. Maka saya tegaskan wahai temanku, bahwa itulah bermadzhab. Anda mengikuti pemahaman guru anda artinya anda bermadzhab kepada guru anda.

            Jika ada orang yang berkata buat apa bermadzhab ? kita harus mengikuti Allah dan rasulullah bukan mengikuti imam imam madzhab. Maka sebenarnya orang itu telah mengajak anda or kita semua untuk membuang madzhab kita dan mengikuti madzhabnya or madzhab gurunya. Coba tanyakan kepada orang yg berkata seperti itu, darimana dia memahami agama ? kalau dari dirinya sendiri berarti dia terkena hadist ancaman rasulullah SAW , jika dia mengatakan dari gurunya, bukankah itu artinya dia bermadzhab kepada gurunya ?.

            Wahai temanku,,,sekarang kita kembali ke masalah kenapa harus bermadzhab ?. ada sebuah contoh yang bagus. Jika hp mu atau motormu rusak, apa yang akan anda kerjakan ? pasti anda akan membawa hp mu ke konter reparasi hp atau membawa motormu ke bengkel. Mengapa tidak kau perbaiki sendiri ? bukankah ketika kau beli hp atau motor akan mendapatkan buku panduan ?  pasti jawabanmu adalah kamu tidak menguasahi ilmu untuk memperbaiki hp atau motor.

            Jika masalah hp atau motor yang remeh aja kau bermadzhab mengikuti bengkel atau tukang reparasi hp, mengapa masalah agama yang menjadi acuan selamat dunia akhirat anda tidak mau bermadzhab ? bahkan mencoba memahami sendiri ? Apakah kamu mengusahi bhs Arab, bayan, badi, balaghoh ? apakah kamu sudah memahami mana yg rajih dan mana yg marjuh ? atau kamu tahu mana ayat mujmal dan ayat muqoyyad ? atau kamu sudah paham benar tentang rijalul ahadist dan cara cara ta’dil nya ? serta ilmu ilmu lainnya ....

            Al isnadu minad diin. Artinya sanad adalah bagian dari agama, laula isnad lakana naasu yakulu masyaa’, kalau bukan karena sanad maka manusia akan berbicara tentang agama semaunya sendiri. Masih ingatkah kita pada kejadian di malang yang dulu, seseorang yang ditangkap oleh pihak berwajib karena memfatwakan sholat boleh memakai bahasa jawa/ daerah agar lebih khusu’. Atau kejadian dimana ada orang yang ditokohkan mengatakan bahwa anjing tidak najis dan boleh dimakan hanya gara gara dia tidak menemukan keharaman anjing dalam teks Al qur’an.

            Kembali lagi ke masalah memahami alqur’an dan al hadist, jelas untuk memahami Agama yang benar ( al qur’an dan Al Hadist ) harus melalui rasulullah SAW, ketika beliau sudah intaqola ila rofiqil a’la maka kita mengambil dari murid murid rasulullah SAW yaitu para Sahabat nabi, setelah para sahabat tidak ada maka kita mengambil dari murid muridnya yaitu ta’biin dan para ta’biut ta’biin kemudian kepada para ulama yang mempunyai jalur sanad keilmuan kepada mereka.
            Diantara para ulama tersebut ada beberapa ulama yang sudah diakui kwalitas keilmuan dan kewara’annya serta ketakwaannya, mereka menulis banyak buku menerangkan metode rasulullah dan para sahabat dalam memahami alqur’an sekaligus mendidik murid murid yang luar biasa hebatnya juga, sehingga metode mereka itu menyebar ke penjuru dunia dan diakui oleh jumhurul ulama. sehingga dinisbahkan madzhab mereka dengan nama mereka.
            Apakah madzhab itu Cuma 4 ? tidak,,,awalnya madzhab fikih dalam islam sangat banyak, Cuma dengan seiringya waktu, banyak madzhab madzhab itu menghilang karena ulamanya tidak menulis buku atau juga murid muridnya tidak melanjutkan madzhab terebut. Sehingga jumhurul ulama ahlussunnah wal jama’ah akhirnya menetapkan 4 madzhab yg kita ketahui bersama sebagai madzhab yang boleh diikuti ahli sunnah wal jama’ah dalam hal fikih..wallahu a’lam bishowab.
           


Corona dan Tauhid


Corona dan Tauhid

Suatu saat pada zaman umar bin khattab terjadi thoun/ wabah, kemudian Umar bin Khattab meninggalkan daerah yg terjadi thoun di dalamnya itu, sehingga beberapa shahabat mempertanyakan keputusan Umar tersebut, " lima tafirruna min qodhoi llahi ?" mengapa engkau lari dari takdir Allah ? maka sang khalifah kedua ini menjawab " ana afirru min qodhoillah ila qodho illah," saya lari dari taqdir Allah menuju ke takdir Allah "

Kalau kami boleh menafsir tentang qoul Umar bin Khattab ini maka, mungkin berarti  bahwa menghindar dari thoun/wabah maupun bencana merupakan hal yg di bolehkan, sehingga umar melakukan itu.

Memang dalam suatu hadist diterangkan bahwa jika terjadi thoun atau pandemi/wabah di suatu daerah, maka orang yg didalamnya tidak boleh meninggalkan daerah tersebut dan orang di luar daerah tersebut tidak boleh masuk. sehingga wabah tersehut tidak menyebar ke daerah lain, dan insyaAllah kita semua paham tentang itu.

Tetapi bukan berarti apa yang dilakukan Umar bin Khattab itu salah. beliau merupakan salah satu kubarou shohabah, sahabat  yg sangat dekat dengan Nabi, mertua nabi bahkan nabi pernah berkata yg terjemahan bebasnya adalah "kalau saja ada nabi setelahku maka umar lah yg layak untuk itu" . sebuah ungkapan yg menunjukkan kalau nabi mengakui bahwa  umar merupakan sahabat pilihan dengan kecerdasan dan pemahaman agama yg sangat baik.

Mungkin sebagian kita akan mudah berkata " Umar kan juga manusia, bukan nabi yg ma'shum, sehingga Umar juga bisa salah. sehingga kita tidak harus mengikutinya."  maka kalau saya boleh menjawab, "memang benar umar adalah manusia yg otomatis bisa salah, tetapi di banding kita ( yg juga sama sama manusia) bukankah pemahaman dan penafsiran kita lebih mungkin salah dibanding pemahaman Umar". umar adalah sahabar nabi, kita apa ? umar mertua nabi, kita apa ? umar di jamin masuk surga, kita ?

Kok jadi bahas ini ya.....yg ingin saya sampaikan adalah,  sekarang banyak orang yg tiba tiba menjadi "ahli tauhid" dadakan. dengan lantang berteriak dan menyebarkan slogan slogan yg bombastis. seperti "jangan takut dengan corona, takutlah kepada Allah". "jangan berbuat syirik dengan takut kpd corona", dan slogan slogan lainnya.

Slogan slogan ini kelihatan sekilas benar. tetapi jika kita cermati lebih dalam akan membawa konsekwensi yg besar dan berbahaya. mari kita uraikan ; kalau kita menganggap orang yg berkata takut kena corona itu syirik, berarti menganggap sesemua yg mengakatakan itu telah menyekutukan Allah dengan corona, yang mana dosa syirik / menyekutukan Allah itu adalah dosa yg sangat besar yg tidak di ampuni Allah. dengan kata lain kita mengatakan bahwa orang yg bilang takut kena corona berarti Ahli Nar / ahli neraka.
Bukankah ini sangat bahaya sekali....? memvonis saudara sendiri sebagai ahli nerakà......dan berapa banyak yg kena vonis itu...hanya gara gara bilang takut kena corona.

Padahal..ketika kita dulu mengaji,  diterangkan bahwa ungkapan ungkapan yg udah jadi kebiasaan  dan umum tidak di hukumi kecuali niat dan i'tiqad dalam hati. contoh habis makan roti saya bilang" kenyang gara gara makan roti" . kalau mengikuti pemahaman yg diatas maka saya dianggap syirik, karena menisbahkan roti sebagai yg membuat kenyang, bukan Allah. padahal kita semua maklum kalau ada orang yg bicara begitu, sebenarnya tidak menyakini roti yg membuat kenyang tetapi Allah yg membuat kenyang dengan wasilah/ perantara roti. sehingga lafad lafad seperti ini tidak di hukumi syirik oleh jumhurul ulama.

Kalau pemahamn yg pertama yg kita anut. maka berapa banyak orang yg di vonis syirik. berobat kedokter dianggap syirik, karena dianggap dokter yg menyembuhkan,bukan Allah. ketika murid bilang kepada gurunya " makasih wahai guruku atas didikannya selama ini" juga akan dianggap syirik karena sebenarnya yg mendidik adalah Allah...dan banyak lagi lainnya.
Wahai temanku, menurut saya ini sangat berbahaya.

Ketika kita bilang takut kena corona, kemudian memakai masker, memakai pelindung wajah, sering mencuci tangan dll itu bukan wujud dari kesyirikan atau lari dari taqdir Allah karena saya yakin semua muslim akan paham bahwa Corona adalah ciptaan Allah, bahwa wabah adalah makhluk Allah juga. tetapi semua yg kita lakukan adalah wujud ikhtiar untuk menjagà diri dan kesehatan yg di wajibkan kepada kita. bukankah hidzun nafsi merupakan salah satu hal  yg wajib dijaga.

Saya yakin ketika kita merenggangkan shof ketika berjama'ah di mesid atau sholat taraweh di rumah,  bukan karena kita lebih takut corona di banding Allah tetapi karena itu adalah salah satu wujud ikhtiar kita dalam menjaga kesehatan dan diri kita dari kehancuran. waAllah a'lamu bis showab.

Jumat, 29 Mei 2020

MAUT







               Ketika dalam kesendirian, kadang kadang terasa lancar hati untuk merenung, terasa mudah tangan menulis, terasa ringan otak memikirkan bait bait yang terangkum menjadi sebuah puisi. semoga puisi saya ini tidak mengecewakan .....

MAUT
Sepi,,,,,,,,,
Aku terdiam disini,,,,,,
Tanpa teman yang menemani….
Memandang langit,,,sambil menghitung hari,,,,,,,
Tanpa terasa,,air mata dipipi,,,,,,,
Ingat diri,,,,,,akan dijemput mati,,,,,,,
Didalam gelap kuburan seorang diri,,,,,

Apa aku harus lari kelaut,,,,,,,,,,?
Untuk menjauh dari malikat maut,,,,,,,,
Yang memandang dengan `cemberut,,,,,,
Sambil  datang untuk menjemput,,,,,,,
Jiwa – jiwa yang tidak nurut,,,,,,,
Pada aturan aturan agama yang lurus dan urut,,,,,,

Siapa mereka ,,,,,?
Memandang mati seolah merdeka ,,,,,,,,
Tidak gentar terhadap malaikat pencabut nyawa,,,,,,,,,
Dengan senyum hati tertawa,,,,,,
Ketika maut telah tiba,,,,,
Sedang saudara menangis tidak percaya,,,,,,,
Ditinggal mati sang baik hati dan rupa,,,,,,,

Temanku,,,,,,,,,,
Dimana posisimu,,,,,
Ketika maut datang padamu,,,,,,
Tertawakah kamu,,,,,,,,?
Atau menangis tersedu – sedu,,,,,?
Bagaimana orang memandangmu ,,,?
Senang dengan kematianmu,,,
Atau sedih ditinggal dirimu,,,,,,,,,

Jiwa – Jiwa yang Tenang akan Kembali ke Tuhan dengan Ridho dan Senang
Jiwa – Jiwa yang buruk akan Kembali ke Tuhan dengan Hati yang Takut
By ES

i'tirof

Terdiam......
ditengah malam.....
penuh dendam, gelab gulita tanpa penerang..    
hati terbayang....
dunia tanpa ancaman yang mengancam.....

sorak sorei anak anak bertaut tautan...
kebahagian terus terbentang....
tanpa ketakutan, was was, dan hati yg berdetak kencang...

sungguh indah bayanganku......
oups.....apakah itu kebodohanku......
jangan jangan....!
itu hawa nafsuku.....

ingin bahagia tanpa sengsara.....
ingin sukses tanpa usaha....
ingin kaya tanpa bekerja.....
ingin aman tanpa berjaga jaga....
ingin pintar tanpa belajar.....
ingin terhormat tanpa tahap tahap......

apakah ada durian yg tak berduri.......?
adakah siang yg tak diiringi malam.....?
mungkinkah lautan tak bertepi......?

dunia tempat berusaha...
tempat kita bekerja......
berbuat..berkreasi....dan bercita cita.....
disini...
banyak ujian yg melanda....
banyak juga cobaan yg menimpa....
jangan jangan...malah hukuman yg kita terima......

mari melihat diri.....
pantaskah untuk mencaci....
atau bahkan membenci......
mencari cari kesalahan untuk pembenaran....
menutup diri dari keyataan....
kalau kita pantas dapat teguran...
atau bahkan layak dapat hukuman....

sholatku...
kau berubah ubah ubah setiap waktu....
kau kelihatan hebat ketika terlihat...
kau kelihatan khusu' ketika bersama orang orang yg ruku' 
kau lama,,sangat lama.. ketika di mushola..

tetapi....
wahai sholatku.....
kau berubah bagai kilat ketika di rumah yg tertutup rapat.....
kau terlihat payah tanpa orang orang yg di sebelah..... 


pantasnya kita bertaubat...
melihat masjid ditutup rapat....
mungkin karena kita tidak melihat.....
kesalahan kesalahan yg sangat dekat....
menempel di dada yg penuh maksiat....




Romadhon, Corona dan Ibadah Seremonial

       Romadhon, Corona, dan Ibadah seremonial

          Romadhon pada tahun 2020 merupaakan romadhon yg sangat spesial, bukan karena tahun 2020 adalah angka yg bagus atau karena tahun 2020 harusnya ada pagelaran besar sepak bola uero cup. tetapi karena pada tahun ini munculah wabah yg mampu membuat dunia bersatu padu dalam menanganinya atau minimal sama sama takut dengan wabah ini. wabah itu adalah Covid 19 atau corona.
        
        Virus ini muncul pètama kali di provinsi wuhan di negara china. awalnya virus ini hanya menyebar di profinsi ini saja tetapi lambat laun negarà negaRa dari berbagai belahan dunia mulai terjangkit juga. ini bisa dipahami karena manusia modern dan kehidupan modern memungkinkan perpindahan manusia dri satu daerah ke daerah lain berjalan dengan cepat.karena  jika virus ini menempel di tubuh atau pakaian seseoarang maka otomatis virus ini juga ikut berpindah berbarenGan dengan perpindahan orang tersebut. dan inilah penyebab virus ini berkembang sangat pesat keseluruh pelosok dunia mulai asia, eropa bahkan benua amerika.  ini ditambah dehgan belum ditemukannya obat dari virus ini.

          Disisi lain romadhon merupakan bulan yg di utamakan dalam agama islam. romadhon merupakan bulan utama yg didalamnya umat islam berlomba lomba menambah amal baik. dibulan romadhon seorang muslim yg biasanya tidak jama'ah sholat berubah menjadi rajin jama'ah. didalamnya masjid yg biasanya rame ketika hari jum'at saja berubah menjadi rame tiap harinya, masjid yg biasanya kelihatan rame ketika magrib saja berubah menjadi penuh sesak di setiap waktu sholat bahkan di jam jam yg bukan sholat fardhu.

         umat islam sebagian besar menambah amalan ibadah mereka dibulan ini, menambah rutian bacaan alqur'an. menambah jdwal ikut pengajian or kajian kajian. menambah sholat sunnah mereka terutama menu wajibnya yaitu sholat taraweh berjama'ah dilanjutkan dengan kultum dan baca alqu'an di mesid. khalasul kaul nya pada bulan romadhon umat islam menjadi lebih hidup dalam ibadah mereka.

        Tetapi pada tahun ini.  beberapa hari sebelum romadhon pemerintah dan MUI sudah memberi anjuran dan himbauan agar segala kegiatan ibadah yg bersifat bersama sama / jama'ah dan mengumpulkan orang banyak dalam satu tempat agar dikurangi bahkan harus di hindari bagi daerah daerah tertentu. sedangkan bagi daerah yg boleh mengadakan pun ada protokol tertuntu yg harus dilaksanakan.

         Disisi lain, harus kita akui dan kita syukuri bahwa di masyarakt terdapat fenomena yg cukup bagus, yaitu ghiroh ibadah umat islam khususnya di indonesia cenderung meningkat. ini hisa kita lihat bahwa tanyangan tayanga religi di berbagai tv mulai masuk di jdwal prime time, munculnya ustadz ustadz muda dengan berbagai gayanya yg menarik perhatian masyarakat, acara acara dzikir dan ta'lim yg banyak di sebarkan di media sosial ditambah fenomena par artis "hijrah" yg cukup banyak.

          Sehingga bisa kita maklumi bahwa ekspektasi mereka akan cukup besar dalam menghadapi bulan romadhon ini. para masyarakat yg mulai tercerahkan dengan gerakan gerakan atau kegiatan kegiatan islami pasti akan sangat senang jika romadhon kali ini bisa melepaskan "dahaga ruhani" mereka dengan sebanyak banyaknya ibadah di bulan romadhon.

          Dan bisa dimaklumi pula, jika bnyak dri mereka yg akhirnya kecewa dan sedih ketika mendapati keadaan romadhon yg dibarengi dengan pandemi covid 19, yg mengakibatkan kegiatan ibadah yg bersifat mengumpulkan massa di kurangi bahkan di larang di beberapa daerah zona merah.

          Kekecewaan da kesedian ini kadang kadang mampu membuat kita menjadi gelab mata, kemudian mencari pembenaran untuk protea kita terhadap keadaan yg tidak sesuai dg kemauan kita yg ujungnya menyalahkan .

           Misalnya Banyak diantara kaum muslimin yg protes, kenapa mall boleh dibuka sementara masjid dilarang dibuka utk sholat berjamaah...?

          Temen temen yg dimuliakan Allah...kalau saya boleh berpendapat....apa benar anggapa itu ? bukankah sering kita lihat di berita dan di media klau pihak keamanan sudah berbuat maksimal untuk mengurangi kerumuna massa di berbagai tempat.....
kalau ada pelanggaran,,,bukankah itu juga ada andil masyarkat yg tidak mematuhi aturan dan tetap ke mall...

       Yang kedua dalam beragama kita mengikuti aturan Allah dan Rasul-nya, bukan mengikuti perasaan dan emosional kita masing-masing...

        Kita mematuhi aturan agama kita saat terjadi pandemi atau wabah, dimana aturannya baik menurut hukum syar’i maupun hukum kauni yg Allah tentukan adalah memanimalisir penularan dari wabah tsb...

        Maka para ulama dari berbagai negara muslim telah menjelaskan kepada umat bagaimana tata cara beribadah dimusim pandemi.

      Dalam waktu yg sama bukan berarti bahwa dibolehkan utk berdesak-desakan di mall...
Yang salah bukanlah anda yg mau mematuhi ajaran agama utk beribadah di rumah saat pandemi...
Yang salah adalah mereka yg melanggar aturan agama demi mengejar kepuasan nafsunya...

       Ibaratnya anda jangan cemburu ketika orang mau membinasakan diri mereka demi dunia dan nafsunya...
Lalu anda ingin berbuat bodoh seperti mereka pada hal Allah lebih sayang kepada anda utk melindungi diri anda dg memberikan kemudahan utk beribadah di rumah...

وَلَا تُلْقُوْا بِاَيْدِيْكُمْ اِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَاَحْسِنُوْا ۛ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ

“Dan janganlah kamu jatuhkan dirimu ke dalam kebinasaan dengan tanganmu sendiri. Dan berbuat baiklah, sesunguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”.

(Ustadz DR. Alimusri Semjan Putra)

         Yang ketiga ..kurasa Romadhon tahun ini bisa menjadi waktu yg pas buat kita untuk introspeksi,, waktu yg paling baik bagi kita untuk muhasabah...apakah benar ibadah kita ? apakah sudah ikhlas kita dalam beramal.....atau kita ber ibadah haanyak karena di pandang dan dilihat orang....

        Sholat taraweh bisa kita kerjakan berjama'ah di mesjid atau di rumah... bahkan bisa kita kerjakan dengan munfaridan... itu hukum fikihnya. pertanyaanya apakah kita sholat taraweh di rumah sesemangat ketika sholat taraweh berjamaah dimesjid ?
apakah sholat witir kita yg munfaridan sekhusu' sholat witir kita berjamaah d mesjid ?
apakah baju yg kita pakai  untuk sholat di rumah sebagus, serapi dg baju yg kita pakai jika sholat berjama' ah mesjid ?
   
        Tadarusan bisa dikerjakan di rumah, tidak harus di mesjid. itu hukum fikihnya. apakah kita mebaca alquran di rumah sefasih, sebagus ketika kita tadarusan memakai pengeras suara di mesjid ?

        Dan banyak ibadah ibadah lainnya yg bia kita hitung..... apakah kita ikhlas atau tidak ...
        Salah satu kategori ikhlas adalah jika ibadah kita ketika munfaridan sama bagusnya dengan ibadah kita ketika dilihat orang.... jika tidak, berarti  ibadah kita hanya seremonial belaka. kita masuk dalam "jebakan batman" setan dan kita beribadah bukan demi Allah tapi demi memenuhi nafsu kita saja.
       Mungkin keadaan pandemi covid 19 ini adalah karunia Allah kepada kita, agar kita bermuhasabah dan berubah menjadi hamba hamba Allah Mukhlisin .Amiiin ya robba alamiiin....

Selasa, 12 Mei 2020

AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH


 AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH
Pengertian
As-Sunnah  secara bahasa berasal dari kata: "sanna yasinnu", dan "yasunnu sannan", dan "masnuun" yaitu yang disunnahkan. Sedang "sanna amr" artinya menerangkan (menjelaskan) perkara.
As-Sunnah juga mempunyai  arti "at-Thariqah" (jalan/metode/pandangan hidup) dan "as-Sirah" (perilaku) yang terpuji dan tercela. Seperti sabda Rasulullah shalallahu'alaihi wassalam ,
"Sungguh kamu  akan mengikuti perilaku orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta." (HR. Al-Bukhari dan Muslim). (HR. Al-Bukhari no 3456, 7320 dan Muslim no. 2669 dari Sahabat Abu Sa'id al-Khudri).

Pengertian as-Sunnah Secara Istilah (Terminologi)
Yaitu petunjuk yang telah ditempuh oleh Rasulullah shalallahu'alaihi wassalam dan para Sahabatnya baik berkenaan dengan ilmu, ‘aqidah, perkataan, perbuatan maupun ketetapan.
As-Sunnah juga digunakan untuk menyebut sunnah-sunnah (yang berhubungan dengan) ibadah dan ‘aqidah. Lawan kata "sunnah" adalah "bid'ah". Nabi shalallahu'alaihi wassalam bersabda, "Sesungguhnya barang siapa yang hidup diantara kalian setelahkau, maka akan melihat perselisihan yang banyak. Maka hendaknya kalian berpegang teguh pada Sunnahku dan Sunnah para Khulafa-ur Rasyidin dimana mereka itu telah mendapat hidayah." (Shahih Sunan Abi Dawud oleh Syaikh al-Albani). (HR. Ahmad (IV/126-127), Abu Dawud no. 4607, at-Tirmidzi no. 2676, dan al-Hakim (I/95), dishahihkan dan disepakati oleh Imam adz-Dzahabi. Lihat keternagan hadits selengkapnya di dalam Irwaa-ul Ghaliil no. 2455 oleh Syaikh al-Albani.

Pengertian Jama'ah Secara Bahasa (Etimologi)
Jama'ah diambil dari kata "jama'a" artinya mengumpulkan sesuatu, dengan mendekatkan sebagian dengan sebagian lain. Seperti kalimat "jama'tuhu" (saya telah mengumpulkannya); "fajtama'a" (maka berkumpul).
Dan kata tersebut berasal dari kata "ijtima'" (perkumpulan), ia lawan kata dari "tafarruq" (perceraian) dan juga lawan kata dari "furqah" (perpecahan).
Jama'ah adalah sekelompok orang banyak; dan dikatakan juga sekelompok manusia yang berkumpul berdasarkan satu tujuan.
Dan jama'ah juga berarti kaum yang bersepakat dalam suatu masalah. (Lihat kamus bahasa: Lisaanul ‘Arab, Mukhtaraarush Shihaah dan al-Qaamuusul Muhiith: (bab: Jama'a).



Pengertian Jama'ah Secara Istilah (Terminologi):
Yaitu kelompok kaum muslimin ini, dan mereka adalah pendahulu ummat ini dari kalangan para sahabat, tabi'in dan orang-orang yang mengikuti jejak kebaikan mereka sampai hari kiamat; dimana mereka berkumpul berdasarkan Al-Qur-an dan As-Sunnah dan mereka berjalan sesuai dengan yang telah ditempuh oleh Rasulullah shalallahu'alaihi wassalam baik secara lahir maupun bathin.

Ahlussunnah wal jamaah versi ulama NU
Untuk mengidentifikasi kelompok yang paling sah dikategorikan sebagai ahlussunnah waljamaah, akan lebih tepat jika mengacu kepada pendapat para ulama yang diakui kapabilitas maupun kredibilitasnya. Dalam kitab Ithaf al-sadat al-muttaqin, Imam Al-Hafidz Al-Zabidi mengatakan bahwa jika disebutkan istilah ahlussunnah waljamaah, maka yang dimaksud adalah pengikut Madzhab al-Asy’ari dan Al-Maturidi. Pengertian senada juga disebutkan oleh Imam Ahmad bin Hajar Al-Haitami dalam kitab Tathhir al-Janan wa al-Lisan.
Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari, dalam kitab Ziyadat Ta’liqat menyebutkan bahwa ahlussunnah wal jamaah adalah kelompok ahli tafsir, ahli hadis, dan ahli fiqih. Merekalah yang mengikuti dan berpegang teguh dengn sunah Nabi saw dan sunah khulafaur rasyidin setelahnya. Mereka adalah kelompok yang selamat (firqah an-najiyah). Dan mereka sekarang ini tehimpun dalam madzhab empat yakni Madzhab Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali.
Kesimpulannya  bahwa ahlussunnah wal jamaah adalah golongan yang dalam akidah mengikuti ajaran Abu Hasan al-Asy’ari dan Abu Manshur al-Maturidi, dalam bidang fikih mengikuti Madzahibul Arba’ah, dan bidang tasawuf mengikuti Imam Junaid Al-Baghdadi dan Imam al-Ghazali.

Ciri ajaran ahlussunnah wal jamaah
Jika ditanyakan ciri khusus yang membedakan akidah ahlussunnah wal jamaah dengan aliran lainnya adalah bahwa kaum ahlussunnah wal jamaah meyakini jika Allah ada (wujud) tanpa arah dan tanpa tempat. Pendapat ini didasarkan pada nash Al-Qur’an surat Al-Syura, 11. Hal ini diperkuat oleh statemen Sayidina Ali bin Abi Thalib yang dinuqil dalam kitab Al-Farqu Baina Al-Firaq karya Abdul Qahir Al-Baghdadi, bahwa Allah swt. itu ada sebelum adanya tempat, dan keberadaan Allah swt. sekarang seperti keberadaan-Nya sebelum adanya tempat.
Selain itu, ciri khas golongan ahlussunnah wal jamaah adalah berusaha memelihara kebersamaan, kerukunan dan kolektifitas. Meskipun terjadi perbedaan pendapat baik internal golongan maupun dengan fihak di luar ahlussunnah waljamaah, golongan ini selalu berusaha menghindari perpecahan dengan meninggalkan sikap saling mengkafirkan, membid’ahkan dan memusyrikkan. Selalu mengedepankan sikap tawasuth (moderat), tasamuh (toleran), tawazun (seimbang), dan adil.
           
Lebih mudahnya, inilah beberapa khashois Aswaja versi hasil sidang komisi rekomendasi Muktamar Ke-33 NU.
1. Ahlus Sunnah Wal-Jama’ah merupakan satu-satunya firqah (golongan) di antara berbagai firqah di dalam Islam yang disebut oleh Nabi SAW sebagai firqah ahli surga. Mereka adalah para shahabat Nabi SAW. yang dikenal dengan sebutan As-Salafush Shalih yang senantiasa berpegang teguh pada sunnah Nabi. SAW. dan dilanjutkan oleh tabi’in dan tabi’it tabi’in, dua generasi yang memiliki keutamaan sebagaimana dinyatakan oleh Nabi SAW. Kemudian diikuti oleh para pengikutnya sampai sekarang.
2. Menjadikan Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai dua sumber pokok syari’at Islam, dan menerima dua sumber yang lahir dari keduanya, yakni ijma’ dan qiyas.
3. Memahami syari’at Islam dari sumber Al-Qur’an dan As-Sunnah melalui:
a. sanad (sandaran) para shahabat Nabi SAW. yang merupakan pelaku dan saksi ahli dalam periwayatan hadits serta manhaj seleksinya, dan berbagai pemikiran yang diimplementasikan dalam pelaksanaan tugas tasyri’ (penetapan hukum syar’i) setelah beliau wafat. Mereka terutama empat shahabat yang disebut oleh Nabi SAW. sebagai Al-Khulafa’ al-Rasyidun telah menyaksikan langsung dan memahami dengan cermat pelaksanaan tasyri’ yang dipraktikkan oleh Nabi SAW.
b. sanad dua generasi setelah shahabat, yakni tabi’in dan tabi’it tabi’in yang telah meneladani dalam melanjutkan tugas tasyri’. Mereka telah mengembangkan perumusan secara kongkrit mengenai prinsip-prinsip yang bersifat umum, kaidah-kaidah ushuliyyah dan lainnya. Mereka adalah para Imam mujtahid, Imam hadits dan lainnya.
4. Memahami Al-Qur’an dan As-Sunnah secara menyeluruh berdasarkan kaidah-kaidah yang teruji ketepatannya, dan tidak terjadi mu’aradlah (pertentangan) antara satu nash dan nash yang lain. Dalam hal, diakui dan diterima:
a. empat Imam mujtahid termasyhur sekaligus Imam madzhab fiqh dari kalangan tabi’in dan tabi’it tabi’in yang telah merumuskan kaidah-kaidah ushuliyyah dan menerapkannya dalam melaksanakan tasyri’ yang kemudian menjadi pedoman bagi generasi berikutnya sampai sekarang. Empat mujtahid besar itu; a. Imam Abu Hanifah An-Nu’man ibn Tsabit (80-150 H.), b. Imam Malik ibn Anas (93-173 H.), c. Imam Muhammad ibn Idris Asy-Syafi’i (150-204 H.), dan Imam Ahmad ibn Hanbal (164-241 H.).
b. para Imam madzhab aqidah, seperti Abul Hasan Al-Asy’ari (260-324), dan Abu Mansur Al-Maturidi (W.333 H.).
c. keberadaan tashawwuf sebagai ilmu yang mengajarkan teori taqarrub (pendekatan) kepada Allah SWT. melalui aurad dan dzikir yang diwadahi dalam thariqah sebagai madzhab, selama sesuai dengan syari’at Islam. Dalam hal ini menerima para Imam tashawwuf, seperti Imam Abul Qasim Al-Junaid al-Baghdadi (W.297H.) dan Abu Hamid al-Ghazali (450-505 H.).
5. Melaksanakan syari’at Islam secara kaffah (komprehensif), dan tidak mengabaikan sebagian yang lain.
6. Memahami dan mengamalkan syari’at Islam secara tawassuth (moderat), dan tidak ifrath dan tafrith.
7. Menghormati perbedaan pendapat dalam masalah ijtihadiyah, dan tidak mengklaim bahwa hanya pendapatnya yang benar, sedangkan pendapat lain dianggap salah.
8. Bersatu dan tolong menolong dalam berpegang teguh pada syari’at Islam meskipun dengan cara masing-masing.
9. Melaksanakan amar makruf dan nahi munkar dengan hikmah (bijak/arif), dan tanpa tindak kekerasan dan paksaan.
10. Mengakui keadilan dan keutamaan para shahabat, serta menghormatinya, dan menolak keras menghina, mencerca dan sebagainya terhadap mereka, apalagi menuduh kafir.
11. Tidak menganggap siapa pun setelah Nabi SAW. adalah ma’shum (terjaga) dari kesalahan dan dosa.
12. Tidak menuduh kafir terhadap sesama mukmin, dan menghindari berbagai hal yang dapat menimbulkan permusuhan.
Menjaga ukhuwwah terhadap sesama mukmin, saling tolong menolong, menyayangi, menghormati, dan tidak saling memusuhi.
13. Menghormati, menghargai, tolong menolong, dan tidak memusuhi pemeluk agama lain.
( Disampaikan pada kegiatan Daurah Ahli Sunnah Wal Jama’ah Annahdliyah di MTs MANBA’UL ‘ULUM Buntaran Rejotangan Tulungagung )


Minggu, 10 Mei 2020

Hak Orang Tua


Hak Orang Tua
            Teman teman,,,sebesar apapapun usaha kita, seberat apapun perjuangan kita, dan sesulit apapaun yang kita kerjakan untuk memenuhi hak orang tua, sesungguhnya hak orang tua jauh lebih besar dari yang telah kita lakukan. Bahkan dalam ayat al qur’an surat al isra’ ayat ke 33 dan 34 disebutkan kalau berkata “ah” saja pada mereka merupakan dosa besar.
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”
وَٱخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيرًا
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".
            Mari kita melihat dan memperhatikan bagaimana orang tua memeliahara anak anaknya, Bagaimana sayangnya mereka kepada anaknya, bagaimana perhatian mereka kepada kesehatannya, makanannya, minumannya dan kepada hal hal yang mengenakkannya di sepanjang hari, pastilah kita akan langsung tahu sebesar apa kesusahan orang tua dalam mendidik dan membesarkan anak anaknya sampai sang anak tumbuh dewasa.
            Bahkan ketika sang anak sudah balig ,  masuk madrasah ibtidaiyah bahkan sampai masuk universitas, sang orang tua masih saja memenuhi semua kebutuhan sang anak dari makan sampai kebutuhan pendidikannya. Mereka membanting tulang siang dan malam hanya agar anaknya mendapatkan pendidikan yang layak.
            Ketahuilah,,! Salah satu yang membuat hak orang tua begitu tinggi adalah, mereka merupakan orang yang mendahulukan anaknya dari dirinya sendiri. sesungguhnya semua orang menginginkan  untuk menjadi orang sukses, kaya , pintar, di hormati dimasyarakat, di sukai oleh Allah dan makhluknya. Tetapi orang tua malah menginginkan agar sang anak mendapatkan derajat yang lebih tinggi darinya, mendapatkan penghormatan yang lebih mulia dibanding dirinya, lebih pintar dan lebih kaya dibanding dibanding dirinya sendiri. Jadi apa yang harus kita lakukan kepada orang yang mendahulukan kita dibanding dirinya sendiri, ? apa yang harus kita berikan kepada orang yang lebih bercita cita untuk kebaikan kita dibanding dirinya sendiri ?
            Wahai teman temanku,,berhati hatilah ,,,,jangan sampai ibu kamu marah padamu .karena sesungguhnya kemarahan ibu sangat erat dan dekat dengan kemarahan Allah. Dan mari kita camkan bahwa, barang siapa yang Allah marah padanya pasti haqqul yakin dia akan rugi dunia akhirat. Sesungguhnya segala dosa dan keburukan akan ada balasannya,entah balasan itu terjadi di dunia maupun di akhirat. Tetapi dosa yang disebabkan tidak memenuhi hak orang tua / durhaka akan langsung di balas Allah sejak ia masih didunia. Naudzubillahi min dzalik......
            Mari kita mentaati ayah dan ibu kita, jangan membentak ataupun menolak jika diperintak salah satu atau keduanya selama perintah nya bukan untuk kemaksiatan. Karena kita sudah tahu kaidah
لا طاعة لمخلوق في معصية الخالق
“tidak ada ketaatan pada makhluk dalam kemaksiatan kpd khalik”
Untuk lebih merenungi tentang hak orang tua, mari kita mentadabburi bersama firman Allah dalam kitab suci al –qur’an surat lukman ayat ke 14 dan 15
وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَٰلُهُۥ فِى عَامَيْنِ أَنِ ٱشْكُرْ لِى وَلِوَٰلِدَيْكَ إِلَىَّ ٱلْمَصِيرُ   
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu’.
وَإِن جَٰهَدَاكَ عَلَىٰٓ أَن تُشْرِكَ بِى مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۖ وَصَاحِبْهُمَا فِى ٱلدُّنْيَا مَعْرُوفًا ۖ وَٱتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَىَّ ۚ ثُمَّ إِلَىَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan’.
            Dalam tafsir mukhtasar dari markas tafsir Riyad yang di ampu oleh Dr Sholih bin Abdullah bin Humaid yang merupakan imam Masjidil Haram disebutkan bahwa seandainya orang tua kita memerintahkan kita untuk sesuatu yang maksiat maka kita wajib menolak perintah itu dengan tetap menggunakan adab sopan santun dalam menolaknya serta tetap bergaul dengan mereka di dunia dengan baik.
            Sesungguhnya orang yang paling mencintai kita adalah orang tua kita, maka jangan sampai kita mendahulukan orang lain selain orang tua kita. Sesungguhnya orang tua kita telah mendidik kita dari kita bisa melihat dunia fana ini sampai sekatang, maka berusahalah  dengan sungguh sungguh untuk menerima nasehatnya. Karena mereka lebih tahu dengan apa apa yang baik untuk kita maupun hal hal yang buruk bagi kita.
            Sesungguhnya segala apa yang mereka lakukan untuk kita, dari pelukan, sampai marahan bahkan hukuman dari mereka merupakan wujud dari kasih sayang mereka yang begitu besar kepada kita. Kadang kadang kita merasa mereka begitu “kepo” dan sok tahu dalam urusan kita, tapi ingatlah bahwa itu adalah wujud perhatian tanpa pamrih mereka pada kita. Jangan sampai istri, anak, saudara, teman ataupun pandangan orang membuat kita menomor sekiankan orang tua kita. Semoga Allah menjadikan kita anak yang sholeh yang selalu mendoakan dan menunaikan hak hak orang tua . amiiin....

Jumat, 08 Mei 2020

Ketaatan kepada Rasulullah SAW


Ketaatan Kepada Rasulullah SAW

            Wahai temanku, sesungguhnya Allah SWT adalah Tuhan  yang menciptakanmu, membuatmu ada dan memberimu kenikmatan dhohir maupun batin.
            Apakah kamu tahu ? di awal awalnya kamu adalah setetes mani di perut ibumu dan senantiasa diliputi nikmat dari Allah sampai kamu dilahirkan di dunia ini sebagai manusia yang sempurna seperti sekarang. Kemudian Allah memberimu lisan untuk berbicara, mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, dan akal untuk kau gunakan memilah milah hal hal  yang bermanfaat bagimu atau hal hal yang berbahaya untukmu.

وَٱللَّهُ أَخْرَجَكُم مِّنۢ بُطُونِ أُمَّهَٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْـًٔا وَجَعَلَ لَكُمُ ٱلسَّمْعَ وَٱلْأَبْصَٰرَ وَٱلْأَفْـِٔدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. ( surat an nahl 78 )

            Bukankah Allah Tuhan yang memberimu nikmat yang begitu banyak ini sangat mampu untuk menariknya kembali,  jika kamu membuatnya marah dan dia marah padamu ? 

            Wahai temanku, kewajiban kita yang pertama  kepada tuhan kita Allah adalah mengetahui sifat sifatNya yang sempurna, dan bersungguh sungguh untuk taat kepadaNya, dan mengikuti perintah perintahNya, serta meninggalkan laranganNya. Dan menyakini seyakin yakinnya bahwa semua kebaikan adalah apa yang Dia pilihkan untukmu bukan yang kamu pilih untuk dirimu sendiri, maka jangan sampai kamu dilalaikan sahwat, canda tawa dan ketaatan kpd makhluk dari  taat dan  beribadah kepada Allah.

            Wahai temanku, salah satu tanda sayangnya Allah kepada hambanya (kita) adalah mengirimkan utusanya kepada kita ( umat manusia ) untuk membimbing manusia menuju hal hal yang baik buat mereka di dunia maupun di akhirat.dan utusan terakhir adalah sayyidina Muhammad SAW yang bernama lengkap Muhammad bin Abdillah bin Abdul Mutholib Al arobiy Al Hasyimy. Maka sebagaimana kita wajib taat kepada Allah maka kita wajib taat juga kepada Nabi Muhammad SAW.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُوا۟ ٱلرَّسُولَ وَأُو۟لِى ٱلْأَمْرِ مِنكُمْ ۖ فَإِن تَنَٰزَعْتُمْ فِى شَىْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

لَّيْسَ عَلَى ٱلْأَعْمَىٰ حَرَجٌ وَلَا عَلَى ٱلْأَعْرَجِ حَرَجٌ وَلَا عَلَى ٱلْمَرِيضِ حَرَجٌ ۗ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ يُدْخِلْهُ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ ۖ وَمَن يَتَوَلَّ يُعَذِّبْهُ عَذَابًا أَلِيمًا
Tiada dosa atas orang-orang yang buta dan atas orang yang pincang dan atas orang yang sakit (apabila tidak ikut berperang). Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya; niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan barang siapa yang berpaling niscaya akan diazab-Nya dengan azab yang pedih.

            Wahai temanku, sesungguhnya Rasulullah SAW tidak perna berkata atau berbicara mengikuti hawa nafsunya sendiri maka semua perintahnya dan semua larangannya bersumber dari wahyu Ilahy, jadi mentaati rasulullah SAW merupakan bagian dari taat kepada Allah SWT.
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ ٱللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
"Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
           
Wahai temanku, sesungguhnya tidak sempurna imannya suatu hamba sampai Allah SWT dan Rasulullah SAW menjadi suatu hal yang paling dia cintai melebihi cintanya kepada yang manapun. Dari Anas r.a, Rasulullah SAW bersabda :

 عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ

Tidak sempurna keimanan seseorang diantara kalian hingga ia lebih mencintai aku daripada kedua orangtuanya, anaknya, dan manusia semuanya.”


Senin, 04 Mei 2020

Bertaqwa


Wasiat untuk Bertaqwa kepada Allah SWT

            Pada  kali ini kita akan membahas bab ke dua dari kitab Washoya Aba i lil Abna i  yaitu tentang nasehat untuk senantiasa bertaqwa kepada Allah SWT. Di bab ini sang pengarang kitab memberi nasehat kepada murid muridnya ( kita sebagai pembaca) hal hal yang berkaitan hubungan dengan Allah SWT.

            Yang pertama sang pengarang mengatakan bahwa Allah SWT mengetahui apa apa yang ada didalam hati kita dan apa apa yang kita ucapkan serta mengetahui segala hal yang kita kerjakan. Jadi jangan sampai kita terlihat oleh Allah SWT yang maha melihat sedang dalam kondisi dan pekerjaan yang tidak diridhoiNya.

            Berhati hatilah dari murka Allah SWT tuhan yang telah menciptakanmu, memberimu rizki dan memberikan kepadamu nikmat akal yang dengannya kamu bisa mengatur hidup dan kehidupanmu. Kita biasanya takut jika terlihat orang tua kita/ guru kita ketika kita melanggar aturan mereka. Jadi haruslah kita lebih takut lagi kepada Allah yang maha melihat, yang pasti bisa melihat kita dalam segala hal, dalam segala waktu di hidup kita. Maka jangan menyepelekan segala perintahNya dan jangan melanggar larangan laranganNya.

            Selanjutnya sang pengarang mengatakan, sesungguhnya Allah SWT selain bersifat Rahman dan Rahim juga punnya sifat Syadidul Iqob atau yang maha dahsyat hukumannya, maka berhati hatilah ! jauhilah marahNya ! jangan sampai sifat kasih sanyangNya membuat kamu lupa dengan sifat hukumanNya. 

Didalam hadist yang diriwayatkan imam Bukhori dan imam Muslim dan imam At Tirmidzi Rasulullah SAW mengatakan :
إن الله يملي للظالم حتي إذا أخذه لم يفلته
“ sesunguhnya  Allah akan membiarkan orang orang dholim sampai ketika Allah menghukum mereka, tidak ada yang selamat 

            Yang kedua sang pengarang menerangkan bahwa didalam taat kepada Allah terdapat kenikmatan dan ketenangan yang hanya didapat oleh orang orang yang mencobanya. Makanya wahai teman teman pergunakan taat kepada tuhanmu ( Allah ) untuk mendapatkan kenikmatan  dan ketenangan ini. Maka kita akan tahu betapa ikhlas pengarang kitab ini dalam memberi nasehat.

            Wahai temanku sesungguhnya diawal ketaatan kepada Allah kita akan menemukan beban berat, jadi bertahanlah dalam menerima beban ini sehingga ketaatan ini menjadi adat kebiasaan kita sehari hari.

            Selanjutnya sang pengarang mengajak kita untuk merenung, dulu ketika kita di bangku sekolahan, kita belajar membaca dan menulis, kita di suruh untuk menghafal Al – Qur’an atau yang lainnya, bukannkah pada waktu itu kita membeci sekolah dan guru kita ? dan kita berandai andai kalau saja kita punya waktu luang untuk meninggalkan semuanya ?  nah sekarang lihatlah diri kita sekarang, kita sudah di posisi ini, itu karena hasil keseriusan kita di sekolah dulu, dan kita bisa memahami betapa guru kita pada waktu dulu sangat bersungguh sungguh untuk kebaikan kita.

            Makanya pengarang kitab ini Muhammad Syakir mengajak kita untuk bersabar dalam ketaatan kepada Allah SWT sebagaimana kita bersabar dalam belajar di bangku sekolah dulu. Dan insyaAllah kita akan tahu manfaat dari ketaatan kepada Allah.dan Ini semakin cepat kita rasakan jika kita senantiasa meminta bantuan dan petunjuk Allah dalam melaksankan nasehat ini.

            Yang terakhir syeikh Muhammad Syakir menerangkan kepada kita bahwa takwa kepada Allah bukan hanya sholat, puasa, baca Al –Qur’an dll saja tetapi takwa kepada Allah masuk kedalam segala hal.
Bertakwalah kepada Allah SWT dalam ibadah/ hubunganmu denganNYA, Jangan meremehkan itu.
Bertakwalah dalam berhubungan dengan temanmu, jangan menyakiti mereka.
Bertakwalah kepada Allah dalam berhubungan dengan negaramu, jangan menghianati negaramu dan jangan membiarkan negaramu di kuasahi / dijajah.
Bertakwalah kepada Allah dalam hubungan dengan dirimu sendiri, jangan menyepelekan kesehatanmu, jangan berperilaku dengan akhlak yang buruk.

            Dalam sebuah hadist yag diriwayatkan oleh imam ahmad, dan imam tirmidzi dan imam hakim dari abu dzar dan mu’ad bin jabal Rasulullah bersabda :
اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَاتْبِعِ السَيئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا ، وَ خَاِلِق النَاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ.
Bertakwalah kepada Allah dimanapu kau berada, dan ikutilah perbuatanmu yang buruk dengan perbuatan yang baik karena itu menghapusnya, dan bergaulah dengan manusia dengan akhlak yang baik”  .


Pilihan

Judul ini memang merujuk ke hawa panas yg sedang dirasakan sebagian besar kita ya, hawa panas yg mulai menyebar karena akan ada ...