Kamis, 31 Desember 2020

Perekat Umat ( Pelantikan Pengurus IKPM cab Tulungagung )

Perekat Umat. 
Sebelum tahun 1927, terjadi kongres umat Islam se Hindia Belanda di Solo. Konggres ini merespon undangan sekaligus ajakan dan deklarasi dari raja Arab / tepatnya Hijaz yg baru yaitu  Ibnu Saud, tentang ajakan kembali ke Qur'an dan hadist atau lebih tepatnya madzhab Wahabi yang mereka anut. 

Umat islam yang ada di daerah Hindia Belanda, yang terdiri dari berbagai golongan seperti Persis, Muhammadiah, Syarikat Al khairiyah, dan utusan pondok pondok pesantren berkumpul dan menghasilkan satu keputusan.  Keputusan itu adalah mengirim H S Cokroaminoto dan KH Agus Salim untuk pergi ke Hijaz. 

Hasil keputusan ini, membuat beberapa utusan pondok pesantren tidak puas, karena 2 hal. Pertama pondok pesantren tidak dianggap oleh sebagian besar utusan ormas Islam dengan alasan tidak ber organisasi. sehingga, ketika awalnya KH Wahab Hasbullah terpilih sebagai salah satu utusan, ditolak oleh sebagian besar pesèrta dengan alasan tidak punya organisasi yg resmi. Kedua, keinginan utusan pondok pesantren yaitu, agar madzhab 4 di akui di Hijaz tidak di respon oleh sebagian peserta konggres, yang mana sebagian besar adalah kelompok modernis Islam. 

Inilah yang menjadi salah satu picu utama munculnya Komite Hijaz dan melahirkan Organisasi Islam terbesar di Indonesia atau mungkin terbesar di dunia yaitu Nahdhotul Ulama atau NU. 

Selain Itu, salah satu utusan pondok pesantren yang bernama KH Ahmad Sahal Ponorogo berfikiran berbeda. Beliau mempunyai 2 kesimpulan dari konggres tersebut. Yaitu, Pertama umat islam pada ( waktu itu) lemah dalam penguasaan Bahasa. Terbukti dengan dipilihnya 2 orang dengan alasan ini. Yaitu, H S Cokroaminoto karena kemampuan nya dalam berbahasa Inggris dan KH Agus Salim karena kemampuannya berbahasa Arab. 
Kedua, Adanya perpecahan umat islam, antara kaum modernis dengan kaum Pondok pesantren atau salaf. itu muncul dengan keluarnya KH Wahab Hasbullah yang awalnya termasuk utusan konggres. 
Oleh karena itu K H Ahmad Sahal berkomitmen untuk menjadikan pondoknya sebagai tempat untuk meningkatkan kemampuan santri dalam menguasahi bahasa Arab dan Inggris serta sebagai tempat penyemaian kader kader yang akan menjadi perekat persatuan umat Islam, disamping mengajarkan ilmu keagamaan seperti lazimnya pondok pesantren.

Sekarang pondok beliau dikenal dengan pondok modern, karena mengajarkan pembelajaran bhs inggris dan arab dengan metode baru / Hadisah. Sehingga nama aslinya yaitu Darussalam / kampung damai sering di lupakan masyarakat.

Sampai sekarang Santri santri Pondok Modern Darussalam Gontor masih selalu di doktrin dan dididik untuk selalu menjaga persatuan antar umat Islam, mereka dilarang untuk mengolok olok maupun mencela ormas Islam.  Bahkan di dalam pondok, santri maupun guru dilarang memakai atribut atribut yang mencerminkan ormas islam. Ini semua agar seluruh santri bisa berbaur dengan tenang dan damai tanpa harus berfikir dan mengetahui ormas apa yang di ikuti oleh temennya. 

Sangat sering K H Imam Zarkasyi memberi pesan agar pondok Modern Darussalam Gontor untuk tidak masuk ke salah satu ormas Islam manapun. Beliau Berkata " seandainya kyai gontor NU, semua gurunya NU, dan semua santrinya NU, Gontor tetap tidak boleh jadi NU. seandainya Kyai Gontor Muhammadiah, seluruh gurunya Muhammadiah, seluruh muridnya Muhammadiah, Gontor tetep tidak boleh menjadi Muhammadiah". 

Moto Pondok " diatas dan untuk semua golongan"  menjadi kata kata yg hampir semua santri, maupun guru hafal. Dengan ini santri Pondok Gontor bisa datang dari mana saja, dari berbagai ormas islam apa saja. Dengan ini pula santri Pondok Gontor bisa masuk ke ormas  Islam mana saja, dan bisa bergaul dengan anggota ormas islam lainnya yang ujungnya akan mempermudah komunikasi antar ormas Islam dan bisa menjadi perekat Umat. 

Sebagai contoh, cerita dari Bapak Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor KH Akrim Mariyat, di bagian Indonesia timur dulu (masih pada masa orde baru ) ada satu kampung yang mayoritasnya pendukung Golkar dan di kampung sebelahnya mayoritas penduduknya pendukung PPP. Ketika  itu, terjadi ketegangan yang sangat luar biasa bahkan hampir terjadi tawuran warga, ternyata di kampung yg  mayoritas nya Golkar ada salah satu alumni Gontor dan di kampung yg mayoritasnya PPP ada juga yg alumni Gontor. Syahdan mereka berdua pun bertemu dan menjadi juru bicara masing masing kampungnya hingga perlahan lahan ketegangan antar kampung itu  bisa lebih cair. 

Karena itu pula IKPM ( Ikatan Keluarga Pondok Modern) Darussalam Gontor di setiap cabangnya mempunyai tugas utama yaitu menjadi corong PMDG ( Pondok Modern Darussalam Gontor ) untuk menggalakan persatuan dan kerukunan antar ormas islam di manapun berada. 

Itu merupakan amant bapak pimpinan PMDG KH Akrim Mariyat dalam sambutan beliau pada acara pelantikan pengurus IKPM cabang Tulungagung pada hari Sabtu Kemarin. 

Pelantikan yang dilaksanakan dengan memakai Protokol Kesehatan Covid 19  ini bertempat di wisma IKPM Pusat Pondok Modern Darussalam Gontor. 

Selanjutnya Pimpinan PMDG mengingatkan kerukunan dan kedamaian bisa terlaksana jika toleransi dipakai untuk hidup bermuamalah. Beliau melanjutkan toleransi itu artinya tidak mengganggu dan tidak mencampuri urusan kelompok lain. 

Contoh warga NU punya kebiasaan  Tibaan maka toleransi nya adalah warga non NU tidak boleh menggangu maupun mencela itu. Begitu pula sebaliknya. 

Contoh yang lain, Umat islam biasa melaksanakan sholat berjama'ah dimasjid. maka non muslim yg toleransi tidak boleh menggangu itu. ataupun warga non muslim tidak perlu repot repot menjaga mesjid atau ikut mengimanndangkan Adzan dimesjid karena itu namanya mencampuri ibadah orang lain. 

Begitu juga sebaliknya Umat kristiani biasa melaksankan ibadah pada hari Ahad pagi. Maka Kaum muslimin tidak boleh mengganggu itu ataupun tidak perlu menjaga gereja ataupun ikut bernyanyi di dalam gereja karena itu mencampuri ibadah orang lain. 

Terus siapa yang bertugas menjaga keamanan ? jelas itu adalah bagian keamanan, seperti Polisi, Tentara maupun Satpam.  Apapun agama dan ormasnya bagian keamanan lah yg paling berkewajibann untuk menjaga kelangsungan ibadah itu. 
Maka Pengurus IKPM cab Tulungagung yg anggotanya tersebar di berbagai ormas Islam mempunyai tugas untuk menjadi perekat umat islam di tulungagung.  Selain juga untuk menjalankan roda organisasi dan program programnya. 


Pilihan

Judul ini memang merujuk ke hawa panas yg sedang dirasakan sebagian besar kita ya, hawa panas yg mulai menyebar karena akan ada ...