Minggu, 28 Februari 2021

Tontonan Menjadi Tuntunan dan Tuntunan Menjadi Tontonan

Tontonan Menjadi Tuntunan Dan Tuntunan Menjadi Tontonan. 
(gambar hanya pemanis)
Dulu ketika orang melihat hiburan, sebagian besar orang akan menganggapnya sebatas hiburan, apa apa yang ada di dalamnya hanya di nilai sebagai pelepas lelah jiwa dari penatnya rutinitas hidup. Tidak terbesit di hati penonton untuk mengikuti nya. 

Semua terjadi karena hiburan pada waktu itu, akan di lihat dan dinikmati oleh orang orang yg berhak. hiburan dan guyonan untuk orang dewasa akan dinikmati oleh orang dewasa. Sangat jarang anak kecil yang ikut menikmatinya. 

Sekarang dengan munculnya televisi, di tambah dengan internet yg sudah masuk ke ponsel, hiburan begitu deras masuk ke kehidupan anak anak tanpa ada filter dari orang dewasa. 

Akibat dari semua ini adalah, anak anak banyak yang meniru dan mencoba mempraktekkan apa apa yg dia lihat, tanpa menyadari bahaya dan mudhorotnya.  Dulu sering kita mendengar tentang anak anak kecil yang terluka, bahkan sampai meninggal karena mencoba menirukan gèrakan gerakan smack down yang viral pada waktu itu.  

Sekarang, kita bisa dengan mudahnya mendapat berita tentang kehamilan anak anak usia SMP, ataupun melihat anak anak seusia SD sudah panggil panggilan "mama papa" dengan temennya. 

Disisi lain, dulu para kyai, para penceramah begitu dihormati masyarakat. Kata kata mutiara yang muncul dari mereka banyak yang di hafal oleh masyarakat sebagai tuntunan dan filsafat hidup. 

Tetapi sekarang, banyak penceramah yang terkenal dan viral karena joke joke nya, Tekenal dan di share keberbagai media sosial  tetapi hanya potongan potongan video yang lucu lucu saja. Sehingga kadang kadang niat sang penceramah dalam membuat intermezzo dengan joke lucu itu tidak tersampaikan. 


Bahkan tidak jarang kita melihat para artis di cium tangannya oleh para fans, di kerubuti, diikuti dan di taati semua ucapan dan tulisannya di media sosial  walaupun kadang kadang salah, tetapi kebalikannya sang kyai dan para penceramah yang mencoba menegur suatu kemungkaran malah di "habisi" di media sosial.

Dulu, ketika masih duduk dibangku SMP, ketika lebaran, anak anak cowok tidak bersalaman dg anak anak putri karena alasan mukan mahrom. Tetapi sekarang, jangankan anak SMP or SMA, anak anak dari Mts or Aliyah pun banyak yang dengan santainya berboncengan naik motor putra putri ketika berangkat dan pulang sekolah.  dan banyak yang bilang itu "wajar". 

Dulu anak pacaran, berduaan di pojok warung, di pantai, itu aneh dan akan dikucilkan oleh temen temennya karena melanggar norma sosial dan agama. Sekarang anak g' pacaran yang dibully, di bilang jomblo lah, tidak laku lah. Dan banyak orang tua yg menganggap itu wajar. 


Apa mungkin ini adalah jaman yang pernah dibicarakan oleh pujangga jawa  Ronggo Warsito " Tuntunan menjadi tontonan, dan Tontonan Menjadi Tuntunan" ? 

Masih terngiang ditelinga kami,  dulu kyai kami berkata " Jangan membenarkan kenyataan ! tetapi Nyatakanlah kebenaran !"
  Apakah kalimat itu adalah sebuah peringatan bagi kita bahwa suatu saat kita akan menghadapi suatu keadaan dimana banyak orang yg lebih suka membenarkan kenyataan, daripada menyatakan Kebenaran.Wallahu A'lam Bishowab.

Kamis, 25 Februari 2021

Sholat Wustho


 حافظوا علي الصلوات و الصلاة الوسطي 

Jagalah Sholat sholat dan  Sholat wustho.  Banyak pendapat  ulama tentang  tafsir sholat wustho ini, tetapi yang paling masyhur adalah pendapat yang menyatakan bahwa sholat wustho ini adalah sholat shubuh. 


Nah sekarang ada pertanyan. kalau memang sholat wustho yg di maksud ini adalah sholat subuh, terus kenapa di bedakan dari kata "sholat sholat" ? apa kelebihan dari sholat subuh ini ? 

Banyak pendapat yang mengatakan bahwa sholat subuh menjadi sholat wusto karena menajadi pertengahan dan pembatas hari dan pembatas antara sholat dhuhur - ashar dengan magrib - isak. Adapaula yang mengatakan, sholat subuh istimewa, sehingga di sebut berbeda dari "sholat sholat" karena subuh mempunyai keistimewaan yaitu bisa di sunnahi dengan qunut. 

Sedangkan fadhilah sholat subuh banyak sekali, begitu juga dengan sholat sholat maktubah lainnya. Tetapi saya mau mencoba melihat keistimewaan sholat subuh dari aspek lain ya......

Yang pertama adalah, sholat subuh ini merupakan sholat yang waktu pelaksanaannya paling sulit.  Selain waktunya "mudhoyak"atau sempit yaitu dari terbit fajar shodik sampai terbitnya matahari. Sholat subuh ini dilaksanakan ketika waktu orang orang masih diwaktu enak untuk  tidur. 


Hawa yang masih dingin, ditambah posisi manusia masih di dalam selimut membuat sholat subuh ini sangat berat.  Untuk memulai bangun pada waku itu, kalau bukan karena keimanan kepada Allah sangat sangatlah berat sekali. 


Makanya dalam sebuat memorial kaum evangelis disebutkan bahwa seorang yahudi berkata " saya tidak takut dengan kaum muslimin selama subuh mereka tidak seperti jum'atnya". maksudnya ketika sholat subuh di mesjdi tidak seramai sholat jum'at. Karena, harus kita akui bahwa,  barometer keimanan kita bisa di lihat dari sholat subuh ini. 


Semakin baik sholat subuh kita, berjama'ah khusu' dan dibarengi dengan nawafil maka bisa di pastikan ketenangan hati kita dalam menjalani hari itu akan baik juga. 


Yang kedua, waktu fajar adalah awal dari hari, sehingga sholat pada waktu itu, menenangkan diri dan menyerahkan segala urusan kepada Allah di awal hari itu, bisa menjadikan hidup lebih terarah. 

Bukankah ada sebuah pepatah mengatakan " gagal merencanakan ber arti merencanakan kegagalan".  Rencana dimulai di awal kegiatan atau bahkan sebelum memulai kegiatan dan waktu fajar adalah awal kegiatan pada hari tersebut. 

Tidak salah jika para orang tua dulu sering berkata " kalau kita tidur di pagi hari atau belum bangun di pagi hari maka riski kita akan di patok ayam".  kalimatnya mungkin sekedar guyonan,  tetapi makna nya sangat benar. 

Ketika banyak orang orang yang mencuri start dalam berbisnis sekarang, seperti jualan sayur di sore dan malam hari, tidak menunggu pagi hari. Maka kita bisa mencuri start dalam mencari riski dengan sholat subuh yang baik, yang teratur. Syukur syukur kita mengawalinya dengan tahajud di sepertiga akhir malam...Wallahu A'lam bishowab. 

Rabu, 24 Februari 2021

الام ‏مدرسة ‏الاولي

Mendidik anak merupakan tugas utama orang tua. Seluruh kegiatan orang tua, dari kebiasaan, bekerja, bercengkrama dan mengirim anaknya ke madrasah/ sekolah sejatinya adalah manifestasi dari pelaksanaan tugas utamanya, yaitu menyiapkan generasi penerus yang akan menegakkan dan melestarikan kalimat tauhid dalam kehidupannya.

Kegiatan mendidik anak, biasanya dikonotasikan oleh sebagian besar masyarakat adalah mengajar dan membekali ilmu. Sehingga, sebagian orang tua merasa sudah melaksanakan tugasnya hanya dengan mengirim anaknya ke sekolah / madrasah. Padahal, kegiatan mendidik itu jauh lebih luas dari sekedar belajar ilmu pengetahuan di sekolah. 

Sekolah / madrasah itu sendiri sebenarnya bukan penanggung jawab utama terhadap perkembangan anak.  Perkembangan anak mau tidak mau pasti akan dikaitkan dengan orang tuanya.  Itu jelas kita pahami dengan melihat begitu banyak hadist nabi yang menerangkan bahwa orang tua, kelak di akhirat akan di tanya tentang anaknya. 

Maka masa pandemi seperti sekarang ini. yang membuat sekolah / madrasah hampir di tutup total kegiatannya, bisa jadi  merupakan teguran dan peringatan dari Allah SWT, bahwa bahwa orang tua  sudah banyak yg lepas tangan dengan perkembangan pendidikan anaknya, dan hanya "pasrah bongkoan" terhadap  madrasah / sekolah. 

الام مدرسة الاولي 
Ibu adalah sekolah pertama anak. Jadi perkembangan pendidikan anak sebenarnya tugas utama ibunya.  Ibu tidak bisa hanya menyiapkan kebutuhan fisik anak saja, dia harus memenuhi kebutuhan spiritual, emosional dan akhlak anaknya.  

Ibu harus mempunyai bekal ilmu yang memadai sehingga dia tahu dan bisa melaksankan tanggung jawab nya.

Selain itu, kesadaran bahwa pendidikan adalah tanggung jawabnya harus di tanamkan pada semua ibu. Sehingga dia tidak hanya senang mengajak anaknya main tik tok bareng, atau belanja bareng saja, tetapi dia juga senang ketika berbicara dan bermain dalam rangka mendidik anaknya. 

Dia harus selalu ingat bahwa semua perkataanya, perbuatannya, kebiasaannya dan semua yg ada pada dirinya akan direkam dan dihafal oleh anaknya.

Apakah tugas mendidik adalah tugas ibu saja ?  
الام مدرسة الاولي و الاب مديرها. 
Ibu adalah sekolah yg pertama. tapi jangan lupa sang ayahlah kepala sekolahnya. sang ayah adalah yang menyiapkan silabus, metode dalam pendidikannya. Maka Ayah tidak bisa hanya berpangku tangan dan menyerahkan pendidikan anak hanya kepada ibu saja. 

Maka idealnya sang ayah sering berbicara dengan sang ibu untuk merumuskan silabus yg pas untuk anaknya. Terutama ketika masa pandemi seperti ini, kehidupan anak 24 jam berada di rumah maka sang sekolah dan kepala sekolahnya harus "cangcut taliwondo" menata metode, silabus untuk mendidik anak anaknya.  
Wallahu a'lam bishowab.......

Selasa, 16 Februari 2021

Liberalisasi Pendidikan ?

Liberalisasi Pendidikan.
Dengan terbitnya SE dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan  dan juga  SE Menteri Agama terbaru ini, maka sudah resmi bahwa Ujian Nasional dan Ujian Akhir Madrasah atau yg lebih familiar dengan UN dan UAMBN resmi di hapus.  Dan kelulusan siswa sekarang  mutlak hak dari Sekolah / madrasah itu sendiri. 


Dulu, semua sekolah / Madrasah selalu menitik beratkan fokus pembelajarannya pada dua ujian nasional ini, karena sehebat apapun siswa, seluar biasa apapun siswa jika gagal dalam dua ujian ini, maka semua yang dia kerjakan dan dia pelajari selama di sekolah / madrasah akan tidak dianggap. Dan dia akan menjadi siswa yang gagal dalam pandangan sistem pendidikan. karena tidak lulus. 


Dan jika sampai ada siswa yang tidak lulus dalam satu sekolahan / madrasah, maka madrasah / sekolah tersebut akan di cap sebagai sekolah yang tidak kompeten, tidak bagus, dan sebagainya. 



Sehingga, banyak  guru dan siswa yang lupa akan tujuan asli dari pendidikan, yaitu  mengubah pribadi dari yg tidak baik menjadi baik, dari yang baik menjadi lebih baik. Karena fikiran mereka tercekok i dengan " muridku harus lulus UN dan UAMBN". 


Sekarang dengan pelimpahan hak meluluskan siswa di tangan madrasah / sekolah sendiri merupakan angin segar bagi sekolah / madrasah untuk berbenah, dan fokus dalam tujuan awal pendirian sekolah / madrasah. Tidak ada lagi "hantu" yang akan menahan gerak dan langkah madrasah dalam melaksanakan visi misinya. 



Tetapi selain itu, dalam jangka panjang ketiadaan UN dan UMBN akan menjadikan sekolah/ madrasah lebih tepatnya lingkungan pendidikan sebagai "pasar bebas". Baik dan Buruk nya sekolah akan ditentukan oleh masyarakat sendiri.  Dan Biasanya masyarakat akan melihat output dari sekolah / madrasah itu dalam memberikan penilaiannya. 


Dengan kata lain, sekolah / madrasah yang baik dimasa depan, tidak lagi dengan acuan nilai UN dan UAMBN tetapi dengan banyak tidaknya alumninya yang diterima di sekolah / madrasah lanjutan. 

Sedangkan sekolah / madrasah lanjutan akan melakukan seleksi dalam penerimaan siswa baru. Itu terjadi karena dengan tidak adanya UN dan UAMBN maka  tidak ada lagi penilaian baku untuk semua lulusan sekolah / madrasah yang bisa dipedomani bersama.


Selain itu  banyak tidaknya alumni Sekolah / Madrasah yang kompeten dan dan dipandang baik oleh masyarakat juga akan menjadi point tambahan dalam penilaian sekolah itu bagus atau tidak.  Kemudian pandangan bagus atau tidak pada madrasah / sekolah akan meningkatkan animo penerimaan siswa baru pada madrasah / sekolahh tersebut dan ujungnya sekolah / madrasah favorit akan muncul secara  alami dengan proses itu semua.  

Kebalikannya sekolah / madrasah yang tidak mampu melahirkan alumni yang baik dimata masyarakat, dan tidak banyak alumninya yang diterima di sekolah favorit. Maka lambat laun akan ditinggalkan oleh masyarakat. 


Jadi dihapusnya UN dan UAMBN bukan saja memberi kebebasan madrasah / sekolah untuk berkreasi dan bergerak.  Tetapi juga menjadi tantangan bagi sekolah / madrasah untuk bisa survive dan bertahan dimasa depan. 


Apakah ini yang disebut liberalisasi pendidikan?    Wallahu A'lam bishowab.....

Rabu, 10 Februari 2021

Sekelumit Nasehat dr Guru Guruku

Sekelumit Kumpulan Nasehat Guruku


Dalam kesunyian fikiranku melayang, ke jaman silam. 
Tanpa penghalang dan tanpa hambatan otakku melihat gedung gedung dibawah langit yg membentang . 
Ditambah gerak riuh santri dan teman teman selama di pondok tersayang.  
selama menuntut ilmu dan berjuang untuk menata masa depan. 

Tak akan terlupakan wajah wajah guru yg penyanyang. 
Yg aku yakin selalu mendoakan kami semua dalam sembahyang...

Tak terasa hati trenyuh, rindu, dan malu ingin sowan....
Karena merasa belum bisa menjadi orang yg membanggakan. 

Ingin sekali aku mendengar suara nasehat, yg muncul dengan lembut maupun dengan suara teriak yg lantang.  
 Itu semua karena beliau guru guruku yang amat sayang....menganggap kami bagai putra semata wayang.....

Kucuba menulis beberapa nasehat dr para guruku.

اتريد النجاح ؟ اعمل كل نصيحة نصحتها لغيرك 

"Apakah kamu mau sukses ? kerjakan semua nasehat yg kamu katakan kepada orang lain" ( KH Ali Sarkowi LC) 
 
" Hasan itu satu, lek kamu mau persis seperti aku, maka mending saya hidup terus dan kamu tidak pernah lahir" ( KH Hasan Abdullah Sahal )

" Kalau cuma beli, anak kecil pun bisa. Anda bukan anak kecil" ( KH Mahmud)

" Jangan sampai dosamu, celamu, menjadi penghambat dirimu untuk berbuat dan ber amal" ( KH DR. Abdullah Sukri Zarkasyi MA)

Jangan menjadi manusia yang sok kulturil ( KH DR Abdullah Sukri Zarkasyi MA ) 

Banyak yg ingin kutulis dan kutuangkan. 
tapi pena terasa berat dan ingin diam...
akhirnya....aku hanya bisa mendoakan.....  semoga pondokku.... guru guruku....selalu aman, tentram dan bermanfaat hingga akhir zaman.......Amiiin.....

Senin, 08 Februari 2021

Jemput Bola

Jemput Bolu
Jaman sekarang merupakan jaman dengan persaingan yg sangat ketat. Jaman dimana kebutuhan dasar manusia meningkat setiap harinya. sehingga membuat banyak orang berfikir dua kali lipat dan bekerja siang malam serta mencari terobosan terobosan baru untuk mencukupi kebutuhan hajatnya dan keluarganya. 


Dulu, penjual sayuran hanya muncul di pagi hari dan di pasar saja. Sekarang sudah banyak penjual sayur keliling tiap paginya. yang dulunya penjual sayur keliling cukup memakai roda dua, sekarang meningkat, mereka menggunakan roda tiga dan empat agar bisa memuat banyak dagangannya. Selain itu sekarang pedagang sayur sudah muncul di sore hari bahkan malam hari. Mereka membuat lapak lapak dadakan di pingir jalan yang ramai untuk menarik minat pembeli. 


Bukan saja penjual sayur, sekarang dealer motor sudah bergerak ke pinggir pinggir jalan sambil membawa model model motornya serta sales bahkan spg nya yg siap menerangkan kepada calon pembeli kelebihan motornya dan program yg mereka tawarkan. 


Selain itu, dalam dunia pendidikan. Masa masa sekarang merupakan masa masa PPDB, masa dimana para pahlawan tanpa tanda jasa berubah menjadi sales sales dadakan untuk mengenalkan madrasah dan sekolahnya. Mereka keliling dari satu sekolah kesekolah lainnya bahkan ada juga yg door to door ke rumah rumah calon pelajar untuk menerangkan sekolahnya dan programnya. 


Mungkin ini yang disebut dengan "Jemput Bola". Sebuah fenomena besar dimasyarakat. Bagaiman para pengusaha berusaha sebisa mungkin untuk mendekatkan produk nya ke konsumen. Sehingga frekwensi pembelian menjadi meningkat dan ujungnya pemasukan menjadi bertambah. 


Tapi permasalahanya adalah,,,,, 
pantaskah ini fenomena "jemput bola" ini masuk dan membudaya dilingkungan pendidikan ?    
Bukankah Imam Bukhori RA berkata 
العلم يؤتي ولا ياتي عليه 
"ilmu itu didatangi bukan mendatangi". ?

Bukankah putranya Sulthan Harun Arrosyid datang kerumah gurunya untuk belajar dan menuangkan air untuk wudhu gurunya ? 

Jadi kenapa sekarang guru yg mencari murid ? 


Apakah budaya materalistis dan industrialisme dalam dunia pendidikan semakin kuat..sehingga memperlakuan sekolah laksana perusahaan....? 


Ah entahlah..... 
  Banyak pula temen temen guru yg berdalil ini adalah dakwah. Karena jika guru guru tidak segera mendekatkan madrasah ke siswa, siswa akan semakin larut dengan pergaulan yg susah dikendalikan.  


Bukankah mengajak kebaikan dan menunjukkannya itu merupakan ajaran Nabi Muhammad SAW ? 

من دل علي خير فله اجر مثل اجر فاعله. 
"barang siapa menunjukkan suatu kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala kebaikan seperti orang yg mengerjakan kebaikan itu sendiri". 


Bukankah Agama Islam adalah agama dakwah ? dan semua muslim maupun muslimatin diperintahkan untuk berdakwah dan mengajarkan kebaikan kepada sesama semampunya...? 

بلغوا عني ولو اية 
"  sampaikan dariku / tentangku walau satu ayat". 


Makin bingung sendiri saya......
Jang jelas fenomena "jemput bola" sudah menjadi budaya dalam kehidupan kita bermasyarakat. Dan Pastinya kita tahu bahwa budaya "jemput bola" di dunia pendidikan insyaAllah di dasari dengan niat baik dan juga untuk kemajuan dunia pendidikan itu sendiri....amiiin....

wallahu @'lam bishowab.

Pilihan

Judul ini memang merujuk ke hawa panas yg sedang dirasakan sebagian besar kita ya, hawa panas yg mulai menyebar karena akan ada ...