Rabu, 29 April 2020

Gelak tawa anak di mesjid


Gelak Tawa Anak Anak di Mesjid



Masjid merupakan tempat ibadah kamu muslimin. Tempat yang disucikan oleh semua umat islam, bahkan dalam ajaran agama islam sendiri, masjid menempati maqom atau kedudukan yang tinggi.Selain sebagai tempat ibadah, mesjid juga berfungsi sebagai tempat berkumpul, bersosialisasi, dan tempat untuk memutuskan berbagai masalah yang ada dimasyarakat mesjid itu sendiri.
Bahkan dalam kitab suci Al – Qur’an  di terangkan tentang keutamaan memakmurkan mesjid yaitu sebagai tanda ke imanan seseorang ;
{مَا كَانَ لِلْمُشْرِكِينَ أَنْ يَعْمُرُوا مَسَاجِدَ اللَّهِ شَاهِدِينَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ بِالْكُفْرِ أُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ وَفِي النَّارِ هُمْ خَالِدُونَ. إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلا اللَّهَ فَعَسَى أُولَئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ}

“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain Allah, maka merekalah yang termasuk golongan orang-orang yang selalu mendapat petunjuk (dari Allah Ta’ala)” (QS At-Taubah: 18).
Imam Al – Qurthubi mengatakan bahwa ayat diatas menjadi dalil bahwa orang orang yang mengaitkan perbuatan memakmurkan masjid dengan kwalitas keimanan itu benar.
Selain itu di hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra yang ada di kitab Shohih Al – Bukhari no 620 dan Shahih Muslim no 1712, bahwa nabi besar nabi Muhammad SAW bersabda : “ ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam naunganNya pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan Nya; pemimpin yang adil, dan Pemuda yang tumbuh diatas kebiasaan Ibadah kepada Allah, dan lelaki yang hatinya terpaut dengan masjid, dan dua orang yang saling mencintai karena Allah, berkumpul dan berpisah karenaNya, dan lelaki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang berkedudukan serta cantik, maka dia berkata sesungguhnya aku takut pada Allah, dan lelaki yang bersedekah sembunyi sembunyi hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang di infakkan tangan kanannya, dan orang yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan sendiri hingga kedua matanya basah menangis”.
Mungkin inilah yang melatar belakangi guru guru kita atau lebih tepatnya orang orang tua zaman dahulu membiarkan mesjid menjadi tempat bermain dan bercengkrama anak anak kecil. Masih ingat dalam ingatan, bagaimana masa kecil kami. Hampir tiap sore kami bermain petak umpet, baksodor, gecrik dan permainan lainya di halaman bahkan kami bermain di dalam masjid. Itu berlanjut sampai magrib, mengaji lalu diteruskan sholat isak kemudian kami pulang bersama ayah ibu yang pulang sholat isak berjama’ah tanpa mendengar marahan, bentakan atupun anyaman dari ta’mir masjid.
Selain itu hampir tiap hari ahad pagi, kami bermain dimesjid / mushola kemudian membersihkan dan mengepelnya sambil bermain air didalam maupun di serambi masjid. Dan para orang tua yang melihat hanya tersenyum sambil bilang hati hati dan bilang jangan lupa isi tempat air wudhu.
Sehingga pada masa itu para anak kecil ( kami) merasa aman dan nyaman di mesjid. kami nyaman bermain, nyaman mengaji, dan nyaman pula kami tidur di mesjid, sampai didaerah kami terjadi sebuah anggapan bahwa anak laki laki yang sudah lulus SD dan belum pernah tidur di mesjid or di mushola dianggap “anak mama”.
Di waktu menjelang magrib atau jam setengah lima sore ( sholat asar berjama’ah pada waktu itu dilaksankan sehabis orang orang pulang dari sawah atau kebun ) kami saling berlomba untuk dulu duluan ke mesjid, berebutan melantunkan Adzan dan membaca pujian sambil menunggu imam memulai sholat jama’ah.
Walaupun kadang ada beberapa dari kami yang salah dalam melantunkan Adzan atau rame ketika sholat berjamah (maklum masih anak – anak) para orang tua tidak berlebihan dalam memarahi atau menceramahi kami.
Ini semua membuat kami termotivasi  untuk terus hidup dekat dan bersinggungan dengan mesjid atau mushola. Dan ternyata kebiasaan itu terjaga sampai sekarang, saya mengamati temen temen saya yang senang di mesjid ketika kecil ternyata sekarang, setelah berkeluarga  dan pindah di beberapa tempat sebagian besar tetep aktif dalam kegiatan mesjid/ mushola.
Sekarang.mari kita lihat mesjid atau mushola sekitar kita. walaupu tidak semua, tetapi rata rata mesjid atau mushola sekarang tidak ramah dengan anak anak. Anak anak menjadi makhluk yang sering / harus dihindarkan dari mesjid atau mushola.
Masih menjadi kebiasaan di mesjid dekat rumah saya sekarang,  sang imam yang dituakan di mesjid akan berbicara sebelum dimulainya sholat taraweh di awal malam romadhon, beliau menerangkan tentang bahayanya anak anak kalau diajak kemesjid untuk sholat taraweh, dari alasan untuk menjaga kekhusu’an orang yang sholat sampai untuk menjaga kesucian masjid.
Jika alasan agar para orang tua itu bisa khusu’ dalam ibadah taraweh. Maaf saya mau nanya, apakah mereka akan sholat sampai lupa dunia seisinya ? apakah mereka sholat seperti para sahabat yg karena khusu’nya sampai kena panah aja tidak terasa ? apakah kekhusu’an sholat mereka bisa melampau khusu’nya atau bagusnya sholat nya iman Ali bin Abi Thalib RA ? bahkan imam ali sendiripun ketika di tes oleh nabi Muhammad SAW  imam ali gagal.
Saya kira jawabanya tidak. Terus mengapa mengorbankan penerus kita jauh dari agama/ masjid hanya demi ambisi kita (khusu’) yang tidak kita peroleh ?.
Nabi Muhammad SAW, Sering kita mendengar dan membaca dari berbagai riwayat, bahwa beliau membiarkan hasan husen bermain dengan beliau bahkan ketika beliau sedang mengimami sholat.
Kalau alasannya adalah menjaga kesucian mesjid dari najis yang diakibatkan anak anak yg bisa aja kencing atau lainnya di mesjid. Maka kita harus ingat bahwa najis mudah untuk dihilangkan, tetapi bentakan, hardikan, aroma marah dan di persalahkan yang masuk dalam hati dan fikiran anak jauh lebih susah dihilangkan.
Saya yakin pembaca juga masih ingat cerita ketika ada arab badui yang kencing di mesjid, para sahabat marah dan mau memperingatkan sang arab badui itu, tetapi Nabi Muhammad SAW melarang dan membiarkan sang arab badui selesai kemudian berbicara dengan lemah lembut dan baik. Bukankah ini bisa diartikan bahwa membersihkan mesjid dari najis itu mudah, tapi sakit hati susah dihilangkan.
Di riwayat yang lain, Nabi Muhammad SAW pernah menggendong anak kecil  bani anshor, kemudian sang anak itu kencing di baju Nabi Muhammad SAW, seketika itu pula sang ibu merenggut sang anak dengan cepat. Apa kata nabi,,,,,? Apa beliau marah....? beliau malah mengatakan pada sang ibu, air kencing dibajuku akan hilang dengan mudah dengan di basuh, tetapi renggutan kasar mu pada anakmu akan terus diingat oleh sang anak .
Anak anak adalah penerus kita dalam mengibarkan dan menyiarkan Tauhid di dunia ini. Anak bisa menjadi amal sholeh bagi kita, tapi juga bisa menjadi amal sayyiah bagi kita. Tergantung bagaimana kita mendidik atau membiasannya.
Kalau anak tidak merasa aman, dan nyaman dimesjid maka anak akan tanpa sadar menjauhi mesjid. Kalau anak tidak bercengkrama di mesjid maka anak akan mencari tempat bercengkarama yg lain. Yang mana anak bisa merasa nyaman.
Jangan salahkan anak sekarang yang lebih suka nongkrong di warung kopi dari pada ngaji mesjid.
Jangan salahkan anak sekarang yang lebih suka menghabiskan waktu ngobrol di perempatan atau pinggir jalan dari pada duduk duduk di serambi masjid.
 Jangan salahkan anak sekarangyang lebih suka membaca medsos di warung wi fi dari pada membaca Alqur’an.
Itu terjadi karena kita membuat mesjid jauh dari mereka, kita membuat mesjid menjadi tempat horor bagi mereka. Masjid menjadi tempat yang menakutkan, dimana mereka bisa dibentak hanya karena lari lari, mereka bisa dimarahi hanya karena mereka memukul bedug, tempat dimana mereka diteriaki neraka hanya karena mereka belum tahu pentingnya dan artinya  alqur’an lalu mereka merobekkannnya tanpa sengaja.
Selain ta’mir yang over protektif atas kebersihan dan ketenangan masjid, orang tua jga ikut andil untuk tidak mengenalkan masjid kepada anak. Kita lebih suka tidak membawa anak kemesjid untuk menghindari perdebatan dengan ta’mir. Kita begitu mudah mengajak anak ke pesta pernikahan, ke pasar, ke toko toko. Tapi kita berat untuk mengajak anak untuk sholat berjama’ah di mesjid.
Salah satu amal jariah yang terus mengalir pahalanya walaupun pelakunya udah meninggal adalah anak yang sholeh, tapi gimana mau sholeh kalau hati mereka jauh dari mesjid, bahaimana bisa cinta dan merindukan mesjid jika anak kita tidak merasa aman dan nyaman di mesjid.
Mari menjadikan anak anak kita anak sholeh sehingga menjadi amal jariah kita , yang selalu mendoakan kita ketika kita udah di alam barzah. Dengan cara mendekatkan mereka dengan mesjid. Mari menjadikan anak anak kita masuk golongan orang orang yg dapat naungan Allah di hari kiamat. Mari membuat mesjid tempat yang ramah anak . Mari kita kembalikan suara gelak tawa anak anak di mesjid.


Senin, 27 April 2020

RPP FIKIH tentang Dzikir dan Do'a


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP 4.1)


Satuan Pendidikan   : MTs Manba’ul ‘Ulum Buntaran
Mata Pelajaran          : Fikih
Kelas/Semester         : VII/1
Program                     : -
Topik                          : TENANGNYA DEKAT DENGAN ALLAH SWT (KETENTUAN ZIKIR DAN DOA)
Alokasi Waktu           : 6 x 40 menit (3 X Pertemuan)



A.      Kompetensi Inti
KI 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.



KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, mengvideo,  dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

KD 3.1 Memahami tatacara berdzikir dan berdoa setelah sholat
KD 4.I Mendemonstrasikan dzikir dan doa
IPK 3.1.1 Menyebutkan pengertian dzikir dan doa
IPK 3.1.2 Menunjukkan dalil tentang dzikir dan doa
IPK 3.1.3 Menjelaskan manfaat dzikir dan doa
IPK 3.1.4 Menjelaskan tata cara zikir dan doa
IPK 4.1.1Memperagakan zikir setelah salat
IPK 4. 1.2 Melafalkan doa setelah shalat






B.       Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai melakukan kegiatan pembelejaran melalui pendekatan saintific dengan metode komperatif tentang ketentuan taharah, peserta didik dapat:
1.  Menyebutkan pengertian zikir dengan benar
2.  Menunjukkan dalil tentang zikir dengan benar
3.  Menyebutkan pengertian doa dengan benar
4.  Menunjukkan dalil tentang doa dengan benar
5.  Menjelaskan manfaat zikir dan doa dengan benar
6.  Menjelaskan tata cara zikir dan doa dengan benar
7.  Memperagakan zikir setelah salat dengan benar
8.  Melafalkan doa setelah shalat dengan benar




C.      Materi AJar
      Pengalaman pribadi kehidupan sehari-hari
1)      Fakta
1. Teks bacaan Zikir dan Do’a
2)      Konsep
1. Pengertian Zikir dan do’a
3)      Prinsip
1. Dalil-dalil zikir dan do’a
2. Manfaat zikir dan do’a
4)      Prosedur
1. Ketentuan Tata cara zikir dan do’a

D.      Pendekatan dan Model Pembelajan
1)      Pendekatan        : Scientific
2)      Metode              : Inquiry dan komperatif
3)      Teknik                : Diskusi, Tanya Jawab, Role Play dan demonstrasi

E.         Media Pembelajaraan
1. Diri Anak
2. Audio/visual
3. Gambar contoh tata cara zikir

F.       Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ke-1

Kegiatan
Deskripsi
Alokasi Waktu
Pendahuluan
A. Orientasi
    Siswa memperhatikan gambar contoh bacaan zikir yang diperlihatkan guru.
B. Apersepsi
    Siswa menyimak penjelasan guru tentang pengertian zikir yang akan dipelajari
C. Motivasi
Siswa diberi penjelasan tentang manfaat mempelajari zikir yang akan dipelajari
D. Pemberian Acuan
1)      Siswa memperoleh penjelasan dari guru tentang zikir yang akan dipelajari
2)      siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok
3)      Siswa menyimak mekanisme pelaksanaan pembelajaran
10 menit
Inti
Mengamati
1)      Peserta didik mengamati gambar contoh bacaan zikir
2)      Menyimak penjelasan guru tentang pengertian zikir
3)      Mengamati dan membaca ketentuan zikir.
Mempertanyakan
4)      Peserta didik bertanya jawab tentang pengertian zikir
5)      Peserta didik berdiskusi tentang dalil-dali zikir
6)      Peserta didik berdiskusi tentang manfaat zikir
Mengeksplorasi
7)      Peserta didik mengidentifikasi pengertian zikir
8)      Peserta didik menuliskan dalil-dalil dan manfaat zikir.
Mengasosiasikan
8)      Peserta didik menyimpulkan pengertian zikir.
9)      Peserta didik menghafalkan dalil-dalil zikir
10)  Guru menjelaskan hikmah dan manfaat zikir bagi kehidupan sehari-hari sebagai refleksi bagi siswa.
Mengkomunikasikan
11)  Peserta didik menjelaskan pengertian zikir
12)  Peserta didik menyebutkan dalil-dalil dan manfaat zikir.
13)  Guru memotivasi siswa supaya membiasakan diri untuk selalu zikir di mesjid.
60 menit
Penutup
1)      Guru membuat simpulan tentang materi ajar.
2)      Guru mengadakan evaluasi.
3)      Guru menugaskan peserta didik mecari keterangan tentang zikir dari berbagai sumber (buku, majalah, internet, narasumber) sebagai refleksi.
4)      Guru menyebutkan materi pelajaran yang akan dipelajari selanjutnya.
5)      Bersama-sama menutup pembelajaran dengan do’a dan salam.
10 menit

Pertemuan Ke-2

Kegiatan
Deskripsi
Alokasi Waktu
Pendahuluan
A. Orientasi
    Siswa memperhatikan gambar contoh bacaan do’a yang diperlihatkan guru.
B. Apersepsi
    Siswa menyimak penjelasan guru tentang pengertian do’a yang akan dipelajari
C. Motivasi
Siswa diberi penjelasan tentang manfaat mempelajari do’a yang akan dipelajari
D. Pemberian Acuan
1)      Siswa memperoleh penjelasan dari guru tentang do’a yang akan dipelajari
2)      siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok
3)      Siswa menyimak mekanisme pelaksanaan pembelajaran
10 menit
Inti
Mengamati
1)      Peserta didik mengamati gambar contoh bacaan do’a
2)      Menyimak penjelasan guru tentang pengertian do’a
3)      Mengamati dan membaca tata cara berdoa.
Mempertanyakan
4)      Peserta didik bertanya jawab tentang pengertian do’a
5)      Peserta didik berdiskusi tentang dalil-dalil do’a
6)      Peserta didik berdiskusi tentang manfaat do’a
Mengeksplorasi
7)      Peserta didik mengidentifikasi pengertian do’a
8)      Peserta didik menuliskan dalil-dalil do’a
9)      Peserta didik menuliskan manfaat do’a
Mengasosiasikan
10)  Peserta didik menyimpulkan pengertian do’a.
11)  Peserta didik menghafalkan dalil dan manfaat do’a
12)  Guru menjelaskan hikmah dan adab do’a bagi kehidupan sehai-hari siswa.
Mengkomunikasikan
13)  Peserta didik menjelaskan pengertia do’a.
14)  Peserta didik membacakan hafalan dalil dan manfaat do’a..
15)  Guru memotivasi siswa supaya membiasakan diri untuk selalu berdo’a dengan memakai adab dan khusyu.

60 menit
Penutup
1)      Guru membuat simpulan tentang materi ajar.
2)      Guru mengadakan evaluasi.
3)      Guru menugaskan peserta didik mecari keterangan tentang ketentuan zikir dari berbagai sumber (buku, majalah, internet, narasumber) sebagai refleksi.
4)      Guru menyebutkan materi pelajaran yang akan dipelajari selanjutnya.
5)      Bersama-sama menutup pembelajaran dengan do’a dan salam.
10 menit

Pertemuan ke-3

Kegiatan
Deskripsi
Alokasi Waktu
Pendahuluan
A. Orientasi
    Siswa memperhatikan contoh tatacara zikir dan do’a yang diperlihatkan guru.
B. Apersepsi
    Siswa menyimak penjelasan guru tentang tatacara zikir dan do’a yang akan dipelajari
C. Motivasi
Siswa diberi penjelasan tentang manfaat mempelajari tatacara zikir dan do’a yang akan dipelajari
D. Pemberian Acuan
1)      Siswa memperoleh penjelasan dari guru tentang tatacara zikir dan do’a yang akan dipelajari
2)      siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok
3)      Siswa menyimak mekanisme pelaksanaan pembelajaran
10 menit
Inti
Mengamati
1)      Peserta didik menyimak demonstrasi dan penjelasan guru tentang tatacara zikir dan do’a
2)      Peserta didik membaca tata cara zikir dan do’a.
Mempertanyakan
3)      Peserta didik berdiskusi tentang tata cara zikir dan do’a
Mengeksplorasi
4)    Guru memberikan contoh pelaksanaan tata cara zikir dan do’a
Mengasosiasikan
5)      Peserta didik mendemostrasikan latihan tatacara zikir dan do’a.
Mengkomunikasikan
6)      Peserta didik mempraktekan zikir dan do’a.
7)      Guru memotivasi siswa untuk membiasakan diri supaya giat berdzikir dan berdo’a dengan khusyu.
55 menit
Penutup
1)      Guru mengadakan evaluasi.
2)      Guru memberi apresiasi terhadap hasil kerja siswa
3)      Guru menugaskan peserta didik mencari tahu tentang materi zikir dan do’a dari berbagai sumber (buku, majalah, internet, narasumber) sebagai refleksi.
4)      Bersama-sama menutup pembelajaran dengan do’a dan salam.
15 menit

G.      Sumber Belajar
1. Buku paket Fikih kls VII
2. Kitab kifayatul akhyar bab zikir



H.      Penilaian
1)   Jenis/teknik penilaian
1. Kompetensi Sikap: Observasi
2. Kompetensi Pengetahuan: Tes Tulis
3. Kompetensi Keterampilan: Unjuk Kerja

2)   Bentuk Instrumen :
  1. Kompetensi Sikap:
Lembar Pengamatan Sikap
No
Nama
Religius
Gotong Royong
Disiplin
Santun
BT
MT
MB
MK
BT
MT
MB
MK
BT
MT
MB
MK
BT
MT
MB
MK
1

















2

















3

















Dst

















Keterangan:
1. BT (belum tampak = skor 1.
2. MT (mulai tampak) = skor 2.
3. MB (mulai berkembang) = skor 3.
4. MK( membudaya) = skor 4.

b.      Kompetensi Pengetahuan:
Soal Tes Tulis :
1.  Soal Pilihan Ganda
Perintah: Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d yang kamu anggap paling tepat!
1. Zikir berasal dari kata az-zikru yang artinya ...
a. membina.                                                c. mengharap.
b. memohon.                                               d. mengingat.
2. Zikir dengan kalimat tahlil adalah dengan membaca ...
a. Allahu akbar                                           c. Astagfirullah hal ‘adzim
b. La ilahaillah.                                           d. Alhamdulillah.
3. Berdoa hendaklah diawali dengan membaca ...
a. istigfar.                                                    c. hamdalah dan istigfar.
b. hamdalah dan solawat.                           d. hamdalah dan hauqalah.
4. Waktu mustajab untuk berdoa adalah …
a. waktu antara dua khutbah.                     c. saat-saat gerimis.
b. ketika matahari terbenam.                      d. waktu antara salat zuhur dan asar.
5. Kita diharuskan berzikir kepada Allah Swt, agar hati kita tentram. Hal in sesuai dengan fifman Allah SWT dalam . . .
a. QS. Al-Ahzab ayat 31-32                       c. QS. Ar-Ra’d ayat 28
b. QS. Al-Ahzab ayat 41-42                       d. QS. Ar-Ra’d ayat 27
6. Tasbih, tahmid dan takbir dalam berzikir setelah salat lima waktu sebaiknya dibaca sebanyak …
a. 99 kali                                                     c. 33 kali
b. 77 kali                                                     d. 17 kali
7. Berikut yang bukan merupakan adab berdoa adalah …
a. Mengangkat tangan ketika berdoa         c. yakin doanya akan dikabul
b. Diawali dengan bismillah                       d. berdoa dalam keadaan suci

8. Memohon sesuatu kepada Allah Swt dengan penuh harap dan merendahkan diri
disebut ...
a. doa                                                          c. wirid
b. zikir                                                         d. salat
9. Berikut waktu yang makbul untuk berdoa, kecuali…
a. Setelah dari wc                                       c. pada hari Jum’at
b. Setelah salat lima waktu                         d. ketika minum air zamzam
10.Waktu yang mustajab untuk melaksanakan doa adalah…
a. sehabis salat lima waktu                         c. tengah siang hari
b. sebelum salat                                          d. ketika mendapat kenikmatan

Skor penilaian sebagai berikut.
Pilihan ganda: jumlah jawaban benar x 1 (maksimal 10 x1 = 10)
Kunci Jawaban Pilihan ganda:
1. D 2. B
3. B 4. A
5. C 6. B
7. C 8. A
9. D 10. A

c.       Kompetensi Keterampilan:
Penilaian Unjuk Kerja :
Lembar Penilaian Praktek zikir dan do’a
No
Nama Siswa
Aspek yang Dinilai
Jumlah Skor
Bacaan
(30)
Tartil
(20)
Kelancaran
(30)
Tertib
(20)
1






2






3






Dst






Pedoman penskoran:
Nilai = Jumlah nilai skor yang diperoleh x 100
                                      Jumlah skor maksimal

I. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

a.     Program Pembelajaran Remedial, dilaksanakan dengan 2 alternatif :

1)    Program pembelajaran remedial dilaksanakan secara klasikal oleh guru apabila lebih dari

50% peserta didik tidak mencapai nilai KKM

2)    Pembelajaran remedian dilaksanakan secara individu dengan pemanfaatan tutor sebaya

oleh  teman   sekelas   yang   memiliki   kecepatan   belajar   lebih,   memperhatikan   prestasi

akademik yang dicapai. Melalui tutor sebaya diharapkan peserta didik yang menempuh

pembelajaran akan lebih terbuka dan akrab.

b.    Program Pembelajaran Pengayaan
Program pembelajaran pengayaan dilaksanakan bagi peserta didik yang telah mencapai KKM dengan belajar mandiri untuk lebih mendalami dan pengembangan materi.





c.          Hasil Penilaian

1)   Nilai remedial yang diperoleh diolah menjadi nilai akhir.

2)  Nilai akhir setelah remedial untuk aspek pengetahuan dihitung dengan mengganti nilai indikator yang belum tuntas dengan nilai indikator hasil remedial, yang selanjutnya diolah berdasarkan rerata nilai seluruh KD.

3)   Nilai akhir setelah remedial untuk aspek keterampilan diambil dari nilai

optimal KD.

4)    Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan tidak sama dengan kegiatan pembelajaran biasa, tetapi cukup dalam bentuk portofolio, dan harus dihargai sebagai nilai tambah (lebih) dari peserta didik yang normal.



                                                                                                          ....................., ..........2019
Kepala Madrasah                                                                                 Guru Mata Pelajaran




                                                                                                                                               Endro Siswanto S.Pd.I
NIP :                                                                                                                                     NIP :


Pilihan

Judul ini memang merujuk ke hawa panas yg sedang dirasakan sebagian besar kita ya, hawa panas yg mulai menyebar karena akan ada ...