Sabtu, 30 Mei 2020

Mengapa harus Bermadzhab ?


Mengapa harus bermadzhab ?



            Suatu hari saya bertemu dengan seorang teman, temanku ini lumayan unik bagi saya, beliau setiap ditanya oleh saya atau orang lain tentang Islam or tentang afiliansinya di dalam ormas keagaamaan pasti akan menjawab saya muslim saja, jika ditanya dia mengikuti madzhab apa dia juga akan menjawab saya muslim mengikuti madzhab Rasulullah SAW. dengan sangat bangga beliau selalu berkata bahwa islam yang benar adalah islam zaman Rasulullah,  jadi buat apa mengikuti kelompok kelompok selain kelompok Rasulullah ?

            Sekilas perkataan ini terasa benar, bahkan saya dulu pernah berpikiran kalau perkataan seperti ini adalah yang haq. Padahal perkataan semacam ini cukup bermasalah. Mari kita bedah logikanya...

            Temen temen yang dirahmati Allah. Memang benar Islam yang ideal adalah islam pada zaman Nabi Muhammad SAW, karena pada zaman itu ada marja’ haqiqi yaitu Rasulullah SAW. Jika kaum muslimin mendapati hal hal yang tidak diketahui, mereka bisa langsung berkonsultasi kepada Rasulullah SAW, sehingga pada zaman itu kaum muslimin mempunyai sumber yang bisa dilihat, didengar dan ditanya dalam segala urusan keagamaan.

            Tetapi permasalahannya wahai temanku,,,,,sekarang Rasulullah SAW sudah intaqola ila rofiqil a’la, bagaimana cara mengikuti beliau ? mungkin anda akan menjawab bahwa Rasulullah dalam hadist shoheh sudah mewasiatkan bahwa beliau telah meninggalkan kepada kita dua pusaka, yaitu Al – Qur’an dan Al Hadist. Maka akan muncul pertanyaan selanjutnya, bagaimana memahami al – Qur’an dan Al – Hadist itu ? apakah kita baca Al – Qur’an dan Al hadist dan langsung paham maksudnya ?

            Mungkin anda akan menjawab kita manusia diberi Allah akal untuk berfikir dan memahami, jadi kita bisa memahami dan menafsirkan maksud Alqur’an itu. Maka perlu diingat wahai temanku,,, bahwa agama adalah Milik Allah, jadi penafsirannya harus sesuai dengan yg dimaksud oleh Allah. Kalau anda menafsirkan sendiri, berarti itu penafsiran anda bukan agama.

            Selain itu bukankah kita juga sudah mengetahui dari hadsit yang shoheh bahwa rasulullah SAW mengancam barang siapa menafsirkan Alqur’an or Al hadist dengan akal fikirannya sendiri, maka seakan akan dia telah menyiapkan tempat untuk dirinya sendiri di neraka.naudzubillah mindzalik

            Jika kemudian anda menjawab bahwa anda memahami Alqur’an dan al hadist lewat guru guru anda. Maka saya tegaskan wahai temanku, bahwa itulah bermadzhab. Anda mengikuti pemahaman guru anda artinya anda bermadzhab kepada guru anda.

            Jika ada orang yang berkata buat apa bermadzhab ? kita harus mengikuti Allah dan rasulullah bukan mengikuti imam imam madzhab. Maka sebenarnya orang itu telah mengajak anda or kita semua untuk membuang madzhab kita dan mengikuti madzhabnya or madzhab gurunya. Coba tanyakan kepada orang yg berkata seperti itu, darimana dia memahami agama ? kalau dari dirinya sendiri berarti dia terkena hadist ancaman rasulullah SAW , jika dia mengatakan dari gurunya, bukankah itu artinya dia bermadzhab kepada gurunya ?.

            Wahai temanku,,,sekarang kita kembali ke masalah kenapa harus bermadzhab ?. ada sebuah contoh yang bagus. Jika hp mu atau motormu rusak, apa yang akan anda kerjakan ? pasti anda akan membawa hp mu ke konter reparasi hp atau membawa motormu ke bengkel. Mengapa tidak kau perbaiki sendiri ? bukankah ketika kau beli hp atau motor akan mendapatkan buku panduan ?  pasti jawabanmu adalah kamu tidak menguasahi ilmu untuk memperbaiki hp atau motor.

            Jika masalah hp atau motor yang remeh aja kau bermadzhab mengikuti bengkel atau tukang reparasi hp, mengapa masalah agama yang menjadi acuan selamat dunia akhirat anda tidak mau bermadzhab ? bahkan mencoba memahami sendiri ? Apakah kamu mengusahi bhs Arab, bayan, badi, balaghoh ? apakah kamu sudah memahami mana yg rajih dan mana yg marjuh ? atau kamu tahu mana ayat mujmal dan ayat muqoyyad ? atau kamu sudah paham benar tentang rijalul ahadist dan cara cara ta’dil nya ? serta ilmu ilmu lainnya ....

            Al isnadu minad diin. Artinya sanad adalah bagian dari agama, laula isnad lakana naasu yakulu masyaa’, kalau bukan karena sanad maka manusia akan berbicara tentang agama semaunya sendiri. Masih ingatkah kita pada kejadian di malang yang dulu, seseorang yang ditangkap oleh pihak berwajib karena memfatwakan sholat boleh memakai bahasa jawa/ daerah agar lebih khusu’. Atau kejadian dimana ada orang yang ditokohkan mengatakan bahwa anjing tidak najis dan boleh dimakan hanya gara gara dia tidak menemukan keharaman anjing dalam teks Al qur’an.

            Kembali lagi ke masalah memahami alqur’an dan al hadist, jelas untuk memahami Agama yang benar ( al qur’an dan Al Hadist ) harus melalui rasulullah SAW, ketika beliau sudah intaqola ila rofiqil a’la maka kita mengambil dari murid murid rasulullah SAW yaitu para Sahabat nabi, setelah para sahabat tidak ada maka kita mengambil dari murid muridnya yaitu ta’biin dan para ta’biut ta’biin kemudian kepada para ulama yang mempunyai jalur sanad keilmuan kepada mereka.
            Diantara para ulama tersebut ada beberapa ulama yang sudah diakui kwalitas keilmuan dan kewara’annya serta ketakwaannya, mereka menulis banyak buku menerangkan metode rasulullah dan para sahabat dalam memahami alqur’an sekaligus mendidik murid murid yang luar biasa hebatnya juga, sehingga metode mereka itu menyebar ke penjuru dunia dan diakui oleh jumhurul ulama. sehingga dinisbahkan madzhab mereka dengan nama mereka.
            Apakah madzhab itu Cuma 4 ? tidak,,,awalnya madzhab fikih dalam islam sangat banyak, Cuma dengan seiringya waktu, banyak madzhab madzhab itu menghilang karena ulamanya tidak menulis buku atau juga murid muridnya tidak melanjutkan madzhab terebut. Sehingga jumhurul ulama ahlussunnah wal jama’ah akhirnya menetapkan 4 madzhab yg kita ketahui bersama sebagai madzhab yang boleh diikuti ahli sunnah wal jama’ah dalam hal fikih..wallahu a’lam bishowab.
           


4 komentar:

Kang Ansorie mengatakan...

saya pernah mendapatkan pertanyaan yg sama, eh ternyata beliau belum "dong" makna bermadzhab....hehehe....

Kang Badi' mengatakan...

Mantap Pak....

prianto mengatakan...

kalau ini bagus,, terus lanjut pak

Aananam mengatakan...

Luar bisa... Menambah ilmu dan pemahaman saya. Mtr swn

Posting Komentar

Pilihan

Judul ini memang merujuk ke hawa panas yg sedang dirasakan sebagian besar kita ya, hawa panas yg mulai menyebar karena akan ada ...