Jumat, 29 Mei 2020

MAUT







               Ketika dalam kesendirian, kadang kadang terasa lancar hati untuk merenung, terasa mudah tangan menulis, terasa ringan otak memikirkan bait bait yang terangkum menjadi sebuah puisi. semoga puisi saya ini tidak mengecewakan .....

MAUT
Sepi,,,,,,,,,
Aku terdiam disini,,,,,,
Tanpa teman yang menemani….
Memandang langit,,,sambil menghitung hari,,,,,,,
Tanpa terasa,,air mata dipipi,,,,,,,
Ingat diri,,,,,,akan dijemput mati,,,,,,,
Didalam gelap kuburan seorang diri,,,,,

Apa aku harus lari kelaut,,,,,,,,,,?
Untuk menjauh dari malikat maut,,,,,,,,
Yang memandang dengan `cemberut,,,,,,
Sambil  datang untuk menjemput,,,,,,,
Jiwa – jiwa yang tidak nurut,,,,,,,
Pada aturan aturan agama yang lurus dan urut,,,,,,

Siapa mereka ,,,,,?
Memandang mati seolah merdeka ,,,,,,,,
Tidak gentar terhadap malaikat pencabut nyawa,,,,,,,,,
Dengan senyum hati tertawa,,,,,,
Ketika maut telah tiba,,,,,
Sedang saudara menangis tidak percaya,,,,,,,
Ditinggal mati sang baik hati dan rupa,,,,,,,

Temanku,,,,,,,,,,
Dimana posisimu,,,,,
Ketika maut datang padamu,,,,,,
Tertawakah kamu,,,,,,,,?
Atau menangis tersedu – sedu,,,,,?
Bagaimana orang memandangmu ,,,?
Senang dengan kematianmu,,,
Atau sedih ditinggal dirimu,,,,,,,,,

Jiwa – Jiwa yang Tenang akan Kembali ke Tuhan dengan Ridho dan Senang
Jiwa – Jiwa yang buruk akan Kembali ke Tuhan dengan Hati yang Takut
By ES

4 komentar:

nuriyah_wasmad_blogspot mengatakan...

Mantab puisinya

Mbah Liem mengatakan...

Sip...!!!

KangNoerhadi mengatakan...

Merinding..bagus puisinipun.

Kang Badi' mengatakan...

Mening tadz...

Posting Komentar

Pilihan

Judul ini memang merujuk ke hawa panas yg sedang dirasakan sebagian besar kita ya, hawa panas yg mulai menyebar karena akan ada ...