Kamis, 11 Juni 2020

Kuncinya belum ON

kuncinya belum on

Alhamdulillah selama saya tholabul ilmi di pondok, saya pernah mendapat tugas ke beberapa daerah untuk menambah pengalaman, dari magelang, kemudian siman ponorogo, 2 minggu jadi relawan gempa jogja sampai yang paling jauh 2 tahun di konawe selatan, sulawesi tenggara.

Ditempat terakhir  ini saya mendapatkan pengalaman yang lumayan lucu. saya di sini pada posisi setelah wisuda S1 dan dikirim kesini untuk membantu mengajar sekaligus menambah pengalaman dalam dunia pendidikan, khususnya pondok pesantren.

Pondok tempat saya mengabdi ini lumayan jauh dari ibu kota provinsi sulawesi tenggara, yaitu kota Kendari. jarak perjalanan menggunakan sepedah motor antara 3 sampai 4 jam. ingat ya di sepanjang perjalanan kita tidak akan menemukan lampu merah kecuali ketika sudah masuk kota Kendari. jalannyapun bagus, bahasa orang desa aspal korea ( padahal belum tentu juga aspal nya dari korea ya ) dan kita akan sangat jarang berpapasan dengan kendaraan lain.

Pondok ini terletak dekat hutan, pinggiran desa, mempunyai 2 bukit kecil yang ada villa ( lebih tepatnya rumah ) diatasnya dan 1 buah danau buatan yang diatasnya dibangun kedung pertemuan berbentuk seperti balai desa. antara asrama santri dengan kelas cukup jauh, karena harus melewati 2 bukit kecil ini dan danau. tempatnya lumayan luas.dulu katanya tempat ini bekas tempat jambore nasional, yang kemudian dihibahkan ke pondok untuk dijadikan lembaga pendidikan.

Pada suatu waktu, di awal tahun ajaran baru, ada musibah yang mengenai pondok yaitu salah satu santri pondok ini meninggal karena tenggelam di danau buatan.

Beberapa hari setelah meninggalnya santri ini, setiap malam pondok jadi terasa lengang dan sepi. karena para santri yang biasa begadang ( bahasa pondoknya sahirul lail ) banyak yang tidak berani keluar kamar karena takut. dan juga beredar kabar bahwa tiap malam di sekitar tempat dimandikan mayat, ada suara suara kaki yang berjalan, dan ketika di lihat tidak ada apa apa.  ( biasalah diponndok, banyak orang, akhirnya desas desus atau kabar burung tentang hal hal yang serem pasti cepet beredar).

Akhirnya piket malam pada minggu minggu itu di perbanyak. kalau biasanya satu pos di jaga 2 orang sekarang ditambah jadi 4 orang. dan beberapa guru juga di perbantukan untuk keliling malam agar anak anak yang piket malam tidak takut.

Malam itu, saya dan teman saya, sebut saja namanya gempil, mendapat giliran keliling piket malam.saya dan gempil sudah mulai stand by sejak jam 10.30  malam di kantor pengasuhan santri. sambil lihat lihat tv kami ngobrol ngalor ngidu, tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 12.00 malam.

Akhirnya saya dan gempil memutuskan berkeliling menggunakan sepeda motor sendiri sendiri. kami mulai berkeliling di awali dari rumah Bapak  pengasuh, kemudian depan asrama santri,  gedung      badan penerimaan tamu, lalu kami melewati bukit untuk mengecek "villa" sampai kemudian di danau buatan.

Disetiap tempat kecuali danau buatan ada pos pos yang dijaga santri yang piket malam. setiap melewati pos kami berhenti untuk sekedar tanya jawab dengan santri soal keamanan maupun cerita ringan agar mereka tidak tegang dan merasa takut.

Sampai didanau buatan, saya dan gempil langsung masuk ke dalam gedung pertemuan sambil tetep mengendarai sepedah motor masing masing. sampai di dalam kami mematikan motor sehingga keadaan di dalam ruangan gelab gulita.

Pada waktu itu saya bilang ke gempil " pil, ternyata biasa aja ya, g'menakutkan"
" iya cuma gelab aja" jawab gembil. kemudian gempil menyalakan motor dan bilang " ayo pak,keliling lagi" ( oh iya gempil ini adik kelas saya, jadi manggil saya pak) "ok" sahut ku sambil mencoba menyalakan sepedah motor.

Anehnya, sepedah motorku tidak mau menyala. saya mencoba dari menyetater sampai  menyalakan dengan manual juga tetap tidak nyala.  saya mulai gugup,  saya mencoba memanggil gempil dengan suara agak pelan, biar g' ketahuan  kalau saya agak gugup. ( maklum,gengsi kalau ketahuan adik kelas takut hehehe)

" Pil, Gempil" panggil saya. ternyata gempil tidak mendengar, dan dia pun mulai menjauh. saya mulai tambah gugub, saya akhirnya agak berteriak " Pil, Gempil" . malangnya ternyata gempil sudah jauh sehingga tidak mendengar teriakan saya ( memang saya teriaknya tidak terlalu keras, masih agak jaga gengsi ).

Saya sudah sangat gugup sekali, ruangan pertemuan yang gelab gulita semakin menambah gugup, gedung pertemuan yang tidak ada dinding nya membuat saya bisa melihat bayang bayang pohon pohon hutan di sekitar danau.

Ketika saya melihat ke air danau langsung bayangan santri yang meninggal tiba tiba sangat jelas dalam fikiran. Fikiran  saya semakin kacau dan bingung.

Sepedah motor yang tidak bisa nyala saya jalankan dengan kaki saya dengan tetep naik diatas nya. saya keluar dari ruangan dengan tetep mengendarai sepedah motor yang tidak nyala itu tanpa berani menoleh kebelakang.

Diluar gedung pertemuan, suasana gelab gulità, saya melihat banyak pasang mata yang bersinar melihat ke arah saya. saya sadar itu adalah mata mata dari kumpulan anjing liar yang ada di sekitar hutan dan danau. saya tahu anjing anjing itu tidak akan menggangu saya tetapi disuasana yang gelab dan mencekam itu, melihat mata yang bersinar seperti serigala membuat bulu kuduk saya berdiri dan tambah gelisah.

Agak jauh dari gedung pertemuan, saya merasa jalannya sepedah motor menjadi  agak ringan seperti di dorong dari belakang. saya langsung merinding dan tidak berani menoleh ke belakang. semua bacaan doa doa dan ayat ayat alqur'an saya baca pelan pelan dan terus menerus.

Hingga saya mulai dekat dengan pergedungan kelas, di situ saya tahu ada santri yang menjaga, harusnya 4 atau 5 orang. saya langsung mangatur nafas saya yang mulai lega. agar tidak terlihat ketakutan. ( biasa gengsi, masa guru/ ustadz takut hantu )

Ketika sudah dekat dan agak terang dengan lampu lampu gedung, saya berhenti dan menyapa mereka " gimana ? aman ? "  mereka agak kaget, karena tidak mendengar kedatangan saya menjawab " iya ustadz, aman.....kok motornya tidak dinyalakan ustadz ?"
" oh....iya sengaja, biar saya tahu kamu tidur apa enggak pas jaga malam" jawab saya dengan berbohong ( lagi lagi demi gengsi )  

Kemudian saya ngobrol ngobrol dengan mereka, pelan pelan saya ingat bahwa jalan antara danau ke gedung perkelasan memang agak miring, sehingga jika menuntun motor jadi ringan seperti di dorong. lalu saya melihat ke bawah..."MasyaAllah.........!!!ternyata kunci motornya belum ON".

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Puanjang, akhirnya on juga

Aananam mengatakan...

Sae pak... Kita diajak ikut tegang... Lanjutkan...

Posting Komentar

Pilihan

Judul ini memang merujuk ke hawa panas yg sedang dirasakan sebagian besar kita ya, hawa panas yg mulai menyebar karena akan ada ...