Jumat, 21 Agustus 2020

Islam dan kebahagian Dunia Akhirat

Agama Islam Agama yang Memadukan kebahagian Dunia dengan Akhirat
Pada kali ini kita kan membahas tipologi Islam yang ke empat, yaitu Memadukan antara kebhagian dunia dengan kebahagian akhirat. Allah SWT menciptakan manusia sebagai hayawanun natiqun atau hewan yang bisa berfikir. Allah tidak menciptakan manusia sebagai makhluk jasmani saja, tetapi sebagai makhluk jasamni dan makhluk rohani sekaligus. Sebagai makhluk jasmani manusia tidak lepas dari kebutuhan kebutuhan jasmaniah untuk kelangsungan hidupnya, seperti makan, minum, istirahat, hubungan sexual dan sebagainya. Sedangkan sebagai makhluk ruhani manusia juga membutuhkan kesenangan kesenangan untuk kebahagiannya serta semua hal yang telah disiapkan Allah SWT untuknya dari nikmat dan kebahagian yang haqiqi. Maka Allah membolehkan kepada manusia untuk menikmati segala hal untuk menumbuhkan jasmaninya dan melegakan ruhnya, membiarkannya untuk hidup dengan baik hingga sampai menuju kederajat sempurna secara insaniah. Serta menumbuhkan kedalam diri manusia jiwa kompetisi dan berlomba antar sesamanya untuk sampai ketujuan tersebut. Selain itu, Allah telah menghamparkan bumi, langit dan seisinya untuk manusia serta memberikan akal untuknya agar mampu mempergunakan semuanya. Tetapi Allah SWT tidaklah membiarkan manusia menjadi hamba hawa nafsunya dan tahanan perutnya. Maka Allah memberikan rambu rambu dalam menikmati kehidupan dunia, dengan membolehkan menikmati semua hal yang akan memberikan manfaat bagi manusia itu sendiri tanpa berlebih lebihan dan melarang segal hal yang ujungnya akan membuat kerusakan pada manusia dan alam. Pertolongan Allah kepada Manusia Allah SWT membolehkan manusia untuk berhias dengan keindahan dunia dan menikmati kelapangan nikmat duniawi dengan syarat niat yang baik serta tidak melewati batasan syariat. قُلۡ مَنۡ حَرَّمَ زِيۡنَةَ اللّٰهِ الَّتِىۡۤ اَخۡرَجَ لِعِبَادِهٖ وَالطَّيِّبٰتِ مِنَ الرِّزۡقِ‌ؕ قُلۡ هِىَ لِلَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا فِى الۡحَيٰوةِ الدُّنۡيَا خَالِصَةً يَّوۡمَ الۡقِيٰمَةِ‌ؕ كَذٰلِكَ نُفَصِّلُ الۡاٰيٰتِ لِقَوۡمٍ يَّعۡلَمُوۡنَ Katakanlah (Muhammad), “Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah disediakan untuk hamba-hamba-Nya dan rezeki yang baik-baik? Katakanlah, “Semua itu untuk orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, dan khusus (untuk mereka saja) pada hari Kiamat.” Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu untuk orang-orang yang mengetahui. Serta melarang manusia untuk berlebih lebihan dalam hal agama dan ibadah kepadaNYA sehingga melupakan kehidupan dunia atau membuat sakit atau rusak dirinya sendiri, وَٱبْتَغِ فِيمَآ ءَاتَىٰكَ ٱللَّهُ ٱلدَّارَ ٱلْءَاخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ ٱلدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِن كَمَآ أَحْسَنَ ٱللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ ٱلْفَسَادَ فِى ٱلْأَرْضِ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلْمُفْسِدِينَ Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلاَّ غَلَبَهُ ، فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا ، وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَىْءٍ مِنَ الدُّلْجَةِ “ Sesungguhnya agama itu mudah, dan sekali-kali tidaklah seseorang memperberat agama melainkan akan dikalahkan, dan (dalam beramal) hendaklah pertengahan (yaitu tidak melebihi dan tidak mengurangi), bergembiralah kalian, serta mohonlah pertolongan Ar rukhsah dalam Islam Dalam pelaksanaan aturan aturan yang ditetapkan Allah kepada manusia, kita bisa menyebut aturan aturan ini dengan syariat atau agama islam. Allah tetap memberi kemudahan kepada manusia dengan hadirnya Rukhsah. Allah memberi rukhsah kepada manusia jika terjadi suatu kejadian, atau munculnya peristiwa yang tak terduga dengan membolehkan manusia untuk pindah dari aturan yang susah untuk dikerjakan ke peratuaran lain yang mudah dikerjakan, atau jika ada bahaya dalam pelaksanaan aturan tersebut. Ini semua karena agama islam menganggap kesehatan manusia dan kelangsungan hidupnya adalah modal utama kebahagian duniawi dan kebahagian ukrowi. Seperti ; Allah membolehkan untuk membatalkan puasa, jika ditakutkan adanya bahaya, atau sakit bagi pelakunya. Sebagaimana Allah membolehkan tayamum bagi orang orang yang sakit, ataupun orang orang yang tidak menemukan air. Atau juga Allah memberi rukhsah kepada orang yang sholat dengan duduk jika tidak mampu berdiri dan membolehkan tidak ikut sholat jum’at jika hujan lebat, sakit ataupun adaya bahaya yang mengancam jiwa seseorang. Dan banyak lagi contoh contoh rukhsah yang alin dalam ibadah kita sehari hari. Anjuran untuk herhemat atau hidup ekonomis Agama islam juga mengajarkan kepada pemeluknya untuk berhemat dalam segala hal. Jangan berlebih lebihan dalam menikmati kenikmatan yang akhirnya menjadi boros ataupun berlebihan dalam menahan diri sehingga menjadi bakhil atupun pelit. Karena boros akan membawa kerusakan pada diri sendiri maupun harta, sedangkan pelit akan melahirkan cela dan kehinaan. • وَآتِ ذَا الْقُرْبَى حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskindan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat kufur kepada Tuhannya وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَىٰ عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ ٱلْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُومًا مَّحْسُورًا Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal. الثُّلُثُ وَالثُّلُثُ كَثِيرٌ – إِنَّكَ أَنْ تَذَرَ وَرَثَتَكَ أَغْنِيَاءَ خَيْرٌ مِنْ أَنْ تَذَرَهُمْ عَالَةً يَتَكَفَّفُونَ النَّاسَ “Sepertiga. Sepertiganya itu cukup banyak. Sesungguhnya jika engkau meninggalkan para ahli warismu dalam keadaan kaya (cukup) itu lebih baik daripada engkau meninggalkan mereka dalam keadaan miskin sehingga meminta-minta kepada orang lain”. [Hadits Riwayat Al-Bukhari, kitab Al-Janaiz no. 1295, dan Muslim, kitab Al-Washiyyah no. 1628] Anjuran untuk bekerja Sebagaiman Agama islam mengajarkan untuk tidak pelit maupun kikir, Agama islam juga mengajarkan kepada pemeluknya untuk bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, sehingga tidak membutuhkan bantuan orang lain selain dalam kekosongan atau pengangguran menghasilkan kerusakan badan dan kehancuran martabat serta kerusakan jiwa manusia. هُوَ ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلْأَرْضَ ذَلُولًا فَٱمْشُوا۟ فِى مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا۟ مِن رِّزْقِهِۦ ۖ وَإِلَيْهِ ٱلنُّشُورُ Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan. مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ ، وَإِنَّ نَبِىَّ اللَّهِ دَاوُدَ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ – كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ “Tidaklah seseorang memakan suatu makanan yang lebih baik dari makanan yang ia makan dari hasil kerja keras tangannya sendiri. Karena Nabi Daud ‘alaihis salam dahulu bekerja pula dengan hasil kerja keras tangannya.” (HR. Bukhari No. 2072) Wallahu A’lam bis showab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pilihan

Judul ini memang merujuk ke hawa panas yg sedang dirasakan sebagian besar kita ya, hawa panas yg mulai menyebar karena akan ada ...