Minggu, 03 Mei 2020

Nasehat Guru untuk Murid muridnya


Nasehat guru terhadap murid muridnya
 
            InsyaAllah mulai hari ini, Kami mencoba menerjemahkan dengan terjemahan bebas, jadi setengah penafsiran kami tentang kitab Washoya Aba lil Abna i, atau Addurus Al -  Awwaliyah fi Al - Akhlak Al - Mardhiyah. Buku ini merupakan karangan dari ulama besar  dari Iskandariya yang bernama Muhammad Syakir.

            Pada hari ini kami membahas bab yang pertama yaitu nasehat guru terhadap murid muridnya, ini ada beberapa point ;

            Yang Pertama sang guru memulai nasehatnya dengan mendoakan sang murid agar selalu di posisikan dengan perbuatan perbuatan yang baik. Dan guru mengatakan bahwa dia menganggap muridnya adalah anaknya. Maka sebagaimana sang ayah akan selalu mengharapkan anaknya sehat badannya, cerdas akalnya, bersih hatinya, berakhlak, menjaga adab sopan santun, menjauhi dari perkataan kotor, halus perangainya, disukai oleh sesamanya, menyanyangi fakir, membantu yang lemah, mudah memaafkan kesalahan – kesalahan dan tidak meninggalan serta meremehkan ibadah kepada Allah.

            Point yang kedua, sang guru mengatakan bahwa guru (dia) adalah orang yang paling berhak untuk diterima nasehatnya karena guru adalah pengajarnya, ustadznya, dan pembimbing ruhnya, dan mengatakan bahwa guru adalah orang yg paling berusaha untuk kebaikanmu dan kesuksesannmu maka terima dan amalkan nasehat gurumu ketika bersamanya atau ketika jauh darinya. Dan jika kau tidak mengamalkan nasehat gurumu ketika sendiri maka semakin tidak kau amalkan ketika bersama teman temanmu.

            Bahkan dikatakan bahwa jika sang murid tidak mau menjadikan guru sebagai panutan maka buat apa belajar kepada sang guru itu ? dan dilanjutkan bahwa guru tidak menyukai murinya kecuali yang ber adab, maka apakah kamu mau tidak dapat ridho dari gurumu ? atau kamu mau gurumu mengacuhkanmu ?

            Sesungguhnya gurumu hanya mengingikan kebaikan untukmu, maka bantulah usaha gurumu dengan taat dan menuruti perintahnya .
            Point yang ketiga dari bab pertama ini adalah; Bahwa akhlak yang baik merupakan hiasan manusia untuk dirinya sendiri, temen temenya dan keluarganya. Maka jadilah orang yang berakhlak  mulia maka manusia akan menyukaimu dan menghormatimu.

            Jika kamu tidak menghiasi ilmumu dengan akhlak yang baik maka ilmumu akan lebih berbahaya bagimu daripada kebodohanmu. Karena orang yang bodoh akan dimaafkan karena kebodohannya, sebaliknya tidak ada maaf bagi orang yang berilmu jika tidak beradab dengan baik.

            Selanjunya  sang guru mengatakan bahwa ;  janganlah sang murid bersandar atas penjagaan dari sang guru, karena penjagaanya atas dirinya sendiri lebih baik dan lebih bermanfaat baginya.

            Terakhir di bab ini sang pengarang mengutip sebuah hadist Rasulillah SAW yang berbunyi :
إِنَّ اللهَ إِسْتَخْلَصَ هَذَا الدِّيْنَ لِنَفْسِهِ وَلاَ يَصْلُحُ لِدِيْنِكُمْ إِلَّاالسَّخَاءُ وَ حُسْنُ اْلخُلُقِ أَلَا فَزَيِّنُوْا دِيْنَكُمْ بِهِمَا (رواه الطبراني عن عمرابن حصين حديث ضعيف )
“Sesunggunya Allah sudah mengikhlaskan agama ini untuk diriNya dan tidak pas untuk agamamu kecuali sikap dermawan dan akhlak yang baik maka hiasilah dirimu dengan dua hal ini” (HR Imam Tobroni, Hasist dhoif


4 komentar:

Ngainun Naim mengatakan...

Menarik.

Kang Badi' mengatakan...

Top pak endro....

Endro Siswanto mengatakan...

masih belajar.......masih sangat butuh bantuan dan bimbingan antum semua

Dani Wahyu mengatakan...

Thanks infonya. Oiya, saya juga nemu artikel keren nih yang ngebahas tentang sederet nasihat karier dan keuangan dari sosok ayah yang luar biasa. Simak di sini ya: Wah, nasihat dari sosok ayah ini bisa bikin kamu sukses, simak baik-baik!

Posting Komentar

Pilihan

Judul ini memang merujuk ke hawa panas yg sedang dirasakan sebagian besar kita ya, hawa panas yg mulai menyebar karena akan ada ...