Senin, 22 Juni 2020

Cintaku tanpa Dalil

Majelis sholawatan bergema dimana mana. dari perkotaan sampai pelosok desa desa, dari jama'ah dzikir sampai jama'ah yang menyebut dirinya dengan mafia sholawat. Tua dan mudà, hampir semua orang suka dengan kegiatan sholawatan. 

Yang luar biasa  dari banyaknya majelis sholawatan ini adalah sholawatan tidak hanya di sukai kaum santri saja, tetapi kaum abangan sekarang sudah tidak asing lagi dengan kegiatan ini. Dulu sholawatan sangat identik dengan kaum sarungan, tetapi sekarang banyak anak milenial bahkan orang orang yang biasa "didunia hitam" juga mulai menggemari sholawatan. 

Ini kadang kadang membuat banyak orang "isykal",,,bagaimana status dan hukum sholawatan yang kaya gini...?
ya menurut saya sih g' usah membahas hukum fikih dulu lah.....sholawat itu adalah tanda kecintaan kita kepada Rasulullah SAW, maka apakah mencintai itu membutuhkan dalil ? anda kagum dengan orang yang sangat cerdas,,,butuh dalil kah ? anda mencintai istri anda, anak anak anda butuh dalil ? tidak bukan.....cinta datang  karena orang yang kita cintai pantas untuk kita cintai. kita suka karena orang yang kita suka pantas untuk di sukai. 

Rasulullah SAW adalah orang yang paling pantas untuk kita cintai, orang yang pas untuk kita sukai. Manusia agung sepanjang zaman. jadi ketika ada yang mencintai rasulullah SAW itu adalah wajar dan pas, terlepas orang itu  sholeh apa tidak, orang itu alim apa jahil, orang itu mukmin seutuhnya atau mukmin setengah fasik. karena mencintai rasulullah adalah wajar. 

Mencintai Rasulullah adalah satu hal, sedangkan sèring berbuat dosa adalah hal lain. orang yang sering berbuat salah,  orang yang terbiasa dengan dosa, itu semua tidak menjadi alasan orang itu tidak boleh mencintai rasulullah SAW.

Bukankah dulu ada seorang shahabat yang suka mabuk..Rasulullah SAW menghukum dia ketika mabuk tetapi Rasulullah SAW juga melarang sahabat yang lain untuk melaknati dia karena kata rasulullah, dia itu mencintai Allah dan rasulnya. Kalau tidak salah namanya Nuaiman. 

Mencintai Rasulullah itu bagaikan mengharap ridho dan rahmat Allah. kita beribadah kepada Allah adalah perintah dan kewajiban, karena kita adalah hamba dan Allah adalah tuhan. Seandainya kita tidak beribadah kepada Allah pun...Allah tetap tuhan dan kita tetep hamba.

Maka jangan sampai kita yang merasa banyak dosa, kita yang sering lalai dalam ibadah, menjadi berkurang roja' kita kepada Allah. bagaimanapun buruknya kita, kita tetap harus mengharap rohmat kepada Allah SWT. 

Sebagaimana dikatakan dalam hadist qudsi bahwa Allah mengikuti prasangka hambanya, jika hambanya berprasangka buruk maka takdirnya akan terasa buruk, sedangkan jika hambanya berprasangka baik maka taqdirnya akan terasa baik. jadi mana yang mau kita pilih ? 

Selalu mengharap rohmat Allah merupakan tanda pengakuan kita sebagai hamba. Allah sangat tidak suka dengan sifat berputus asa,  apalagi putus asa dari rahmat Allah.  Karena Allah maha agung, maha pemberi rahmat, maha pengampun dosa, maha segala galanya. Dia sangat tidak senang jika ada hamba yang tidak percaya atas kebesaran rahmatNya, dengan putus asa dengan rahmat Allah. bahkan Allah mengatakan dalam Al Quranul karim bahwa orang yang berputus asa adalah orang kafir. 

Maka jangan sampai dosa kita membuat kita putus asa dari rahmatnya yang akhirnya kita tidak mengharap lagi kepada Allah hingga kita jadi tidak beramal / beribadah sama sekali. Nudzubillahi min dzalika.

Mari terus mengharap rahmat Allah sebagaimana kita terus mencintai Rasulullah SAW. mencintai berarti harus banyak menyebut. kita mencintai seseorang maka kita akan sering menyebut namanya, melakukan apapun yang diinginkanya. mencintai rasulullah berarti kita harus sering menyebut namanya, sering berfikir tentangnya dan mengikuti arahan arahannya.

Ada orang yang bertanya,,apakah mauludan ada dalilnya ? apakah berjanjen ada dalilnya ?  apakah sholatan tibbil qulub, munjiat dan sebagainya dari nabi ? .....maka saya tanya....ketika kamu cinta seorang gadis, lalu kamu kirimi puisi, apakah ada dalilnya?  terus apakah puisi pujian untuk sang gadis itu dibuat gadis itu sendiri atau kamu ?  dan apakah memberi gadis itu hadiah ketika ulang tahunnya ada dalilnya ?  itulah cinta.....kita tidak perlu alasan untuk mencintai.....

Semoga dengan mencitai Rasulullah dan terus mengharap rahmat Allah, Allah memberikan takdir yang baik bagi kita, Allah mudahkan kita dalam menjauhi maksiat serta melancarkan amal amal sholeh kita. Amiiin ya robbal alamiiiin...

2 komentar:

Literasi Zakat mengatakan...

Dan cinta juga tidak harus memiliki 😋😋😋

spirit-literasi.id mengatakan...

Apik Mas.

Posting Komentar

Pilihan

Judul ini memang merujuk ke hawa panas yg sedang dirasakan sebagian besar kita ya, hawa panas yg mulai menyebar karena akan ada ...